Ratusan Orang Tewas Ketika Nigeria Menolak Miss World 2002
JAKARTA - Kontes Miss World 2002 seharusnya diselenggarakan di Nigeria. Namun, pada 23 November tahun itu, kontes kecantikan tahunan tersebut dipindahkan ke London akibat kerusuhan yang disulut pemuda Muslim. Mereka menentang acara tersebut. Kerusuhan menewaskan lebih dari dua ratus orang. Lima ratus lainnya terluka. Peran sebuah media massa disoroti sebagai penyulut amarah.
Dalam sebuah pernyataan, CEO Miss World Julia Morley sama sekali tidak menyebutkan protes tersebut. Sebaliknya, dia berterima kasih kepada penyelenggara dan pemerintah Nigeria. Ia juga mengatakan menyesal harus membuat keputusan untuk memindahkan acara tersebut.
Penyelenggara kontes mengatakan pertunjukan itu akan tetap diadakan pada 7 Desember, dengan catatan akan berlangsung di London. Sementara, di Abuja, polisi mengatakan mereka telah berhasil mengendalikan jalan-jalan setelah protes penuh kekerasan menyebar ke kota.
Mengutip BBC, Senin, 23 November, penyelenggara kontes mengatakan perubahan tempat itu adalah kepentingan keseluruhan Nigeria dan kontestan. Humas Miss World Stella Din menambahkan Pertunjukan pasti akan dilanjutkan.
Awal masalah
Para kontestan berada di bawah tekanan untuk mundur dari acara tersebut, bahkan sebelum mereka tiba di Afrika. Para pegiat yang memprotes hukuman mati yang dijatuhkan pada seorang wanita muda Nigeria bernama Amina Lawal juga ikut mendesak pemboikotan Miss World.
Pada 22 Maret 2002, wanita berusia 31 tahun itu dijatuhi hukuman rajam sampai mati oleh pengadilan Islam di negara bagian utara Katsina. Hal tersebut dikarenakan Amina Lawal melahirkan seorang anak di luar nikah. Padahal ia diperkosa. Pengacara Amina Lawal mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Kaduna ,sebuah kota di Negara Bagian Zamfara --yang mayoritas penduduknya Muslim dan minoritas Kristen-- segera memberlakukan jam malam. Presiden Nigeria Olusegun Obasanjo tampil di televisi bersama dengan para pemimpin agama untuk memohon ketenangan nasional, menyalahkan laporan media atas kekerasan tersebut.
"Itu bisa terjadi kapan saja. Jurnalisme melakukan hal yang tidak bertanggung jawab terhadap Islam," ujarnya.
Masalah telah muncul sejak kedatangan para kontestan awal bulan ini. Banyak Muslim Nigeria yang marah karena acara tersebut. Mereka menganggap penyelenggaraan Miss World sebagai penghinaan terhadap gagasan konservatif mereka tentang kesopanan feminin. Terlebih acara kala itu direncanakan digelar pada bulan suci Ramadan.
Awalnya protes hanya terbatas pada pernyataan marah para pemimpin Islam dan ulama. Kemudian pada 16 November, surat kabar Nigeria, ThisDay menerbitkan sebuah artikel yang ditulis oleh jurnalis berusia 21 tahun, di mana dia mengatakan bahwa "Nabi Muhammad akan menikahi salah satu kontestan."
Baca juga:
Banyak Muslim yang sangat tersinggung atas pernyataan tersebut. Pihak surat kabar segera menyampaikan permintaan maaf di halaman paling depan.
"Dengan segenap rasa tanggung jawab, kepekaan dan rasa hormat untuk semua Muslim, staf, manajemen, editor dan dewan Koran ThisDay meminta maaf atas kesalahan editorial yang besar pada Miss World Beauty Pageant edisi Sabtu lalu ... Kami menyesal penggambaran Nabi Muhammad dalam komentar yang ditulis oleh salah satu staf kami tidak hanya tidak dapat dibenarkan, tetapi juga sangat provokatif," kata permintaan maaf tersebut.
Namun permintaan maaf tersebut terlambat. Pada 20 November para pemuda di Kaduna membakar kantor surat kabar ThisDay. Kerusuhan semakin meningkat, alasan pertumpahan darah pun bergesar. Dari yang sebelumnya mempertanyakan gelaran Miss World, menjadi pertikaian antara Muslim dan Kristen. Mereka membakar tempat-tempat ibadah dan saling menyerang.
Pasukan dan polisi menanggapi dengan paksa dan Palang Merah mengatakan sekitar seratus orang telah tewas dengan jalan-jalan di Kaduna berserakan dengan mayat. Selama lebih dari 50 tahun, kompetisi Miss World telah menghadapi sejumlah masalah, tapi tidak seperti yang dihadapi pada 2002.
Terlepas dari segala kesulitan, pertunjukan tetap berlangsung. Miss World 2002 dimenangkan oleh Azra Akin dari Turki dan memenagkan 156 ribu dolar AS. Dia mengalahkan Miss Colombia dan Miss Peru.