Cruise Terpaksa Tarik Produknya karena Sistem Kemudi Self Driving Masih Bermasalah
JAKARTA – Kesalahan dalam sebuah produk yang dibuat oleh pabrik kendaraan, biasa terjadi. Jika hal ini benar-benar muncul, maka perbaikan nyata harus dilakukan. Baik itu perbaikan kecil, atau perbaikan besar-besaran.
Perusahaan startup dari General Motors, Cruise LLC, mengumumkan pada Kamis 1 September bahwa pihaknya telah menarik dan memperbarui perangkat lunak di 80 kendaraan self-driving setelah kecelakaan yang terjadi pada Juni lalu di San Francisco yang menyebabkan dua orang terluka.
Regulator federal mengatakan perangkat lunak yang ditarik itu bisa "salah memprediksi" jalur kendaraan yang melaju. Cruise mengatakan telah menentukan skenario yang tidak biasa ini agar tidak akan terulang setelah pembaruan.
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) AS, telah meningkatkan pengawasannya terhadap sistem bantuan pengemudi canggih dan sistem kendaraan otonom dalam beberapa bulan terakhir. Tahun lalu, mereka mengarahkan semua pembuat mobil dan perusahaan teknologi untuk segera melaporkan kecelakaan yang melibatkan kendaraan self-driving.
NHTSA mengatakan pada Kamis lalu bahwa pengajuan penarikan Cruise "untuk mengatasi cacat keamanan dalam perangkat lunak sistem mengemudi otomatisnya" yang diwajibkan oleh hukum.
NHTSA menambahkan mengharapkan semua produsen, termasuk yang mengembangkan sistem mengemudi otomatis, untuk terus memastikan bahwa mereka memenuhi persyaratan mereka untuk memulai penarikan untuk setiap masalah keselamatan yang menimbulkan risiko yang tidak masuk akal terhadap keselamatan.
NHTSA mengatakan bahwa perangkat lunak Cruise yang ditarik kembali dapat dalam keadaan tertentu saat berbelok ke kiri tanpa perlindungan, menyebabkan (sistem mengemudi otonom) salah memprediksi jalur kendaraan lain atau tidak cukup reaktif terhadap perubahan jalur mendadak pengguna jalan.
Cruise mengungkapkan pada Kamis lalu bahwa setelah kecelakaan yang terjadi pada 3 Juni di San Francisco, untuk sementara mencegah kendaraannya berbelok ke kiri yang tidak terlindungi dan mengurangi area di mana kendaraannya dapat beroperasi.
Setelah pembaruan perangkat lunak pada 6 Juli, Cruise mengatakan telah secara bertahap memperkenalkan kembali belokan kiri yang tidak terlindungi, yang mengacu pada belok kiri di persimpangan dengan lampu hijau solid yang mengarahkan semua lalu lintas, daripada panah hijau yang ditunjuk hanya untuk kendaraan yang berbelok.
Cruise menekankan dalam sebuah pernyataan Kamis lalu bahwa semua kendaraan memiliki pembaruan perangkat lunak dan penarikan itu "tidak memengaruhi atau mengubah operasi di jalan kami saat ini."
Perusahaan menambahkan Cruise AVs bahkan lebih siap untuk mencegah peristiwa yang luar biasa ini."
NHTSA mengatakan respons (Sistem Mengemudi Otomatis) yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Badan itu mengumumkan pada bulan lalu telah membuka penyelidikan khusus atas kecelakaan Cruise itu.
Dalam keadaan yang jarang terjadi, Cruise mengatakan perangkat lunak itu menyebabkan kendaraan otonom mengerem keras saat melakukan belokan kiri tanpa pelindung yang dianggap perlu untuk menghindari tabrakan front-end yang parah.
Baca juga:
- Cruise AV Bisa Kantongi Izin Taksi Otonom di San Francisco Jika Mampu Atasi Keberatan dari Sejumlah Pihak
- Terdapat Ratusan Kecelakaan Libatkan Kendaraan Otonom, Bukti Jika Sistem Self-Driving Belum Sempurna
- China Kini Pimpin Industri AV, di Shenzhen Terdapat 50 Ribu Robotaxis
- Kementerian Perhubungan China Tak Mau Gegabah Terapkan Aturan tentang Kendaraan Otonom
“Kendaraan self-driving "harus memutuskan antara dua skenario risiko yang berbeda dan memilih satu dengan potensi tabrakan paling kecil pada saat itu, sebelum kendaraan yang melaju tiba-tiba berubah arah," kata juru bicara Cruise, seperti dikutip Reuters.
Cruise juga mencatat laporan polisi menemukan pihak yang paling bersalah untuk kecelakaan Juni adalah kendaraan lain, yang melaju dengan kecepatan 40 mil per jam di zona 25 mil.
Pada bulan Maret, perusahaan teknologi startup Pony.ai juga setuju untuk menarik kembali beberapa versi perangkat lunak sistem mengemudi otonomnya, setelah kecelakaan yang terjadi pada Oktober 2021 di California, yang telah digunakan di tiga kendaraan.
GM juga telah kehilangan hampir 5 miliar dolar AS sejak 2018 kala mencoba membangun bisnis robotaxi di San Francisco dan mengungkapkan pada bulan Juli bahwa ia kehilangan 500 juta dolar AS di Cruise selama kuartal kedua karena mulai mengenakan biaya untuk perjalanan di area terbatas San Francisco.
GM dan Cruise pada bulan Februari mengungkapkan bahwa mereka mengajukan petisi kepada NHTSA untuk izin untuk menggunakan kendaraan self-driving tanpa roda kemudi, kaca spion, lampu sein atau wiper kaca depan. Bulan lalu, NHTSA mengatakan akan memperpanjang periode tanggapan publik atas permintaan tersebut.