Polisi China Selamatkan 150 Kucing yang Mau Dibawa ke Penjagalan: Berdesakan di Kandang Berkarat, Diumpan Pakai Burung
JAKARTA - Sekitar 150 kucing yang diduga hendak dibawa ke penjagalan berhasil diselamatkan oleh polisi di China timur, menurut organisasi kesejahteraan hewan internasional.
Hewan-hewan itu dijejalkan ke dalam kandang berkarat, ketika mereka ditemukan oleh polisi di kota timur Jinan, Provinsi Shandong, kata Humane Society International (HSI) dalam sebuah pernyataan.
Sebuah komplotan menempatkan burung pipit di kandang sebagai umpan, menggunakan remote control untuk menutup perangkap segera setelah setiap kucing masuk, terang seorang aktivis dari kelompok hak-hak binatang lokal VShine.
"Sungguh mengejutkan melihat keadaan mereka, banyak dari mereka kurus kering dan menangis," kata seorang aktivis, yang hanya menyebut nama belakang mereka Huang, dalam sebuah pernyataan kepada HSI, melansir CNA dari AFP 31 Agustus.
Sebagian besar kucing yang diselamatkan diyakini adalah hewan peliharaan rumah tangga dan telah dikirim ke tempat penampungan hewan setempat, tambah pernyataan itu.
Selain itu, aktivis juga menemukan 31 burung pipit, spesies yang dilindungi di China, di tempat kejadian dan melepaskannya kembali ke alam liar.
"Penemuan kami terhadap lusinan burung pipit hidup yang digunakan sebagai umpan, untuk memikat kucing juga merupakan kejutan besar," kata Huang.
China diketahui tidak memiliki undang-undang pencegahan kekejaman terhadap hewan, tetapi para tersangka dapat menghadapi hukuman karena berburu burung, pencurian properti dan pelanggaran aturan pencegahan epidemi hewan.
Diketahui, sekitar 10 juta anjing dan 4 juta kucing dibunuh untuk konsumsi manusia setiap tahun di China, menurut HSI.
Daging anjing dan kucing dianggap sebagai makanan lezat di beberapa bagian China, sementara perdagangan daging mereka tetap cukup menguntungkan untuk memacu geng kriminal mencuri hewan peliharaan. Meski, kebiasaan tersebut telah mengalami penurunan yang stabil seiring dengan meningkatnya kepemilikan hewan peliharaan.
Setiap Bulan Juni, Kota Yulin di China selatan menyelenggarakan festival daging anjing, di mana anjing dan kucing hidup dijual untuk dimakan.
Baca juga:
- Tim IAEA Berangkat dari Kyiv Hari Ini, Besok Tiba di PLTN Zaporizhzhia untuk Inspeksi: Keamanan Dijamin Rusia dan Ukraina
- Korea Selatan Cabut Persyaratan Tes COVID-19 Sebelum Keberangkatan Bagi Pelancong Asing Mulai Akhir Pekan
- UNESCO Dukung Pencalonan Odessa ke Dalam Daftar Warisan Dunia oleh Ukraina
- Banjir Dahsyat di Pakistan Tewaskan 380 Anak-anak, PBB Serukan Bantuan Internasional
Selain itu, tradisi makan anjing dan kucing di Provinsi Guangdong dan Guangxi di China selatan, sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
"Ini adalah dua tempat utama makan daging kucing di China," terang Dr Peter Li, spesialis kebijakan HSI China, dalam sebuah pernyataan.
"Di seluruh daratan China, daging kucing sama sekali bukan bagian dari budaya makanan."
China sendiri melarang konsumsi dan perdagangan satwa liar pada tahun 2020. Kota Shenzhen dan Zhuhai di Guangdong melarang konsumsi anjing dan kucing pada Bulan April tahun itu, menjadi kota pertama di China yang melakukannya.