Tim IAEA akan Kunjungi PLTN Zaporizhzhia di Ukraina, Rafael Grossi: Bangga Memimpin Misi Ini
JAKARTA - Pengawas nuklir Perserikatan Bangsa Bangsa akan melakukan inspeksi ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia (ZNPP) yang dikuasai Rusia di Ukraina minggu ini, katanya di Twitter Hari Senin.
Pengumuman itu muncul setelah berbulan-bulan negosiasi, di mana Badan Energi Atom Internasional (IAEA) berusaha untuk mendapatkan akses ke fasilitas tersebut, yang dioperasikan oleh staf Ukraina di bawah perintah pasukan Rusia.
Misi yang dipimpin oleh Kepala IAEA Rafael Grossi ini, akan menilai kerusakan apa pun dari penembakan baru-baru ini di dekat PLTN terbesar di Eropa tersebut, di mana Rusia dan Ukraina saling menyalahkan.
"Kita harus melindungi keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir terbesar di Ukraina dan Eropa," kata Grossi di Twitter dengan foto dirinya bersama 13 anggota staf lainnya, melansir Reuters 29 Agustus.
"Bangga memimpin misi ini yang akan berada di #ZNPP akhir pekan ini," tambahnya, yang tampak berada di terminal VIP bandara Wina, Austria.
Baik Grossi maupun agensi tidak menentukan kapan mereka akan tiba di Zaporizhzhia.
Terpisah, Kementerian Energi Ukraina mengatakan tidak akan mengomentari perjalanan misi IAEA "untuk alasan keamanan".
Diketahui, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Ukraina telah menyerukan penarikan peralatan militer dan personel dari pembangkit, untuk memastikan itu bukan target dalam konflik.
Baca juga:
- Pentagon Bakal Latih Mantan Pilot Afghanistan untuk Bantu Ukraina Perang Melawan Rusia
- Menlu Bearbock Akui Jerman Kekurangan Stok Senjata untuk Bantu Ukraina
- Tiga Orang Tewas Akibat Penembakan Acak, Otoritas AS Buru Pria Bersenjata
- Baru Sehari Berlayar Menuju Amerika Serikat, Kapal Induk Inggris HMS Prince of Wales Rusak: Angkatan Laut Gelar Penyelidikan
Dalam Twitter terpisah, IAEA menuliskan misi tersebut akan menilai kerusakan fisik, mengevaluasi kondisi di mana staf bekerja di pabrik dan "menentukan fungsionalitas sistem keselamatan & keamanan".
Itu juga akan "melakukan kegiatan pengamanan mendesak", referensi untuk melacak bahan nuklir.