Layanan Keamanan Federal Rusia Tuduh Dinas Rahasia Ukraina di Balik Serangan Bom Mobil yang Tewaskan Darya Dugina

JAKARTA - Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) menuduh dinas rahasia Ukraina pada Hari Senin berada di balik serangan bom mobil di dekat Moskow yang menewaskan Darya Dugina, putri seorang ultra-nasionalis Rusia.

Dugina, putri ideolog terkemuka Alexander Dugin, tewas pada Sabtu malam ketika sebuah bom meledakkan Toyota Land Cruiser yang dikendarainya, kata penyelidik Rusia.

Ukraina telah membantah terlibat dalam serangan itu, dengan penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak menyebut tuduhan itu "propaganda".

Dugina, seorang komentator media yang muncul secara teratur di TV pemerintah, adalah pendukung kuat tindakan Rusia di Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus".

Ayahnya, Alexander Dugin, 60, telah lama menganjurkan kekerasan untuk mencapai penyatuan wilayah berbahasa Rusia dan wilayah lain di 'Kekaisaran' Rusia yang baru.

Darya Dugina. (Tangkapan layar YouTube Channel ABC News Australia)

Dalam pernyataan publik pertamanya tentang pengeboman mobil, dia mengatakan Darya telah dibunuh dengan kejam di depan matanya sendiri oleh Ukraina.

"Hati kami tidak hanya haus akan balas dendam atau pembalasan," tulis Dugin, melansir Reuters 22 Agustus.

"Kami hanya membutuhkan kemenangan (melawan Ukraina). Putri saya telah mengorbankan masa mudanya di altar kemenangan. Jadi tolong menang!" serunya.

Sementara itu, layanan keamanan FSB Rusia mengatakan serangan itu dilakukan oleh seorang wanita Ukraina yang lahir pada 1979, yang diberi nama dan foto serta informasi pribadinya muncul di situs web berita Rusia.

Situs web tersebut menghubungkannya dengan dinas keamanan Ukraina dan menuduhnya sebagai anggota batalion Azov, sebuah unit tentara Ukraina yang telah ditetapkan Rusia sebagai kelompok teroris.

Sebagai tanggapan, Azov mengatakan dalam sebuah pernyataan di aplikasi pesan Telegram, wanita yang disebutkan oleh FSB tidak pernah menjadi anggota unit mereka, menuduh Rusia mengarang kebohongan.

Olah TKP lokasi ledakan bom mobil yang menewaskan Darya Dugina. (Tangkapan layar YouTube Euronews)

FSB mengatakan, wanita itu dan putrinya yang masih remaja telah tiba di Rusia pada Juli, menghabiskan waktu satu bulan untuk mempersiapkan serangan dengan menyewa sebuah apartemen di blok perumahan yang sama dengan Dugina.

Dia telah mengendarai Mini Cooper di sekitar Moskow, yang dia gunakan untuk memata-matai Dugina dan untuk itu, dia memiliki tiga set plat nomor yang berbeda untuk menghindari deteksi, sebut FSB.

Dia menghadiri sebuah acara di luar Moskow pada Sabtu malam yang juga dihadiri Dugina dan ayahnya, tambah FSB, sebelum melakukan "ledakan terkendali" mobil Dugina. Dia kemudian melarikan diri dari Rusia ke Estonia dengan Mini Cooper yang sama.

Badan penegak hukum Rusia telah menempatkan wanita Ukraina itu dalam daftar orang yang dicari di negara itu, kantor berita TASS melaporkan, dengan Moskow mencari ekstradisinya dari Estonia.

Terpisah, Kementerian Dalam Negeri Estonia dan polisi dan layanan penjaga perbatasan mengatakan dalam pernyataan berbeda, mereka dapat berbagi informasi tentang individu yang memasuki dan meninggalkan Estonia "hanya dalam kasus yang ditentukan oleh hukum", menambahkan bahwa tuduhan FSB tidak memenuhi persyaratan itu.

Sementara, polisi dan layanan penjaga perbatasan mengatakan, tidak menerima permintaan informasi dari Rusia tentang masalah tersebut.

Diketahui, sebuah upacara peringatan untuk Dugina akan diadakan pada Hari Selasa di pusat TV Moskow, kata ayahnya.