Epidemiolog Ingatkan Pemerintah Siapkan Segera Vaksin Cacar Monyet
JAKARTA - Epidemiolog Dicky Budiman menyarankan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya penyebaran virus monkeypox atau cacar monyet, sebaiknya dilakukan tracing hingga lapisan kedua.
"Karena ini penyakit yang tidak main-main. Karena penularannya tidak ganas semudah, dalam arti COVID-19. Tapi ini, kalau kontak erat terjadi itu mudah. Dan itu artinya kontak tracing harus dilakukan. Bahkan kalau bisa sampai lapis kedua," kata Dicky saat dikonfirmasi, Senin, 22 Agustus.
Selain itu, Dicky juga menuturkan selama proses tracing, tim kesehatan harus melakukan pengamatan yang sangat sistematis, guna mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi masalah terhadap penyakit tersebut.
"(Selain-red) testing tracing dengan isolasi karantina ya jelas tiga minggu lamanya, itu harus tiga minggu loh. Harus juga dilakukan data surveilans dari dokter praktik swasta maupun dari klinik atau rumah sakit," sambungnya.
Sisi lain, Dicky meminta kepada pemerintah untuk menyiapkan vaksin terkait penanganan virus monkeypox tersebut. Agar tidak terjadi penyebaran yang luar biasa seperti di negara-negara lain.
"Saya sudah ingatkan kita harus sudah siapkan namanya vaksin. Meskipun tidak banyak, karena ring vaksin masih dianggap relatif cukup efektif," tutupnya.
Baca juga:
- Mengenal Cacar Monyet, Penyakit yang Sudah Mewabah di 70 Negara: Tidak Mematikan, namun Tetap Saja Merepotkan
- Unila Hormati Proses Hukum KPK soal Dugaan Suap Penerimaan Mahasiswa Baru
- Kasus Dugaan Korupsi Rektor Unila: Kemendikbudristek Siap Bekerja Sama dengan KPK
- KPK: Penerimaan Mahasiswa Baru Lewat Jalur Mandiri di Universitas Negeri Tak Transparan
Sebelumnya juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengumumkan adanya kasus terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia yaitu seorang laki-laki berumur 27 tahun yang berasal dari DKI Jakarta.
"Hari ini, pasien ada satu terkonfirmasi, dari DKI Jakarta, laki-laki 27 tahun, dapat laporan pemeriksaan PCR tadi malam," kata Syahril dalam konferensi pers daring, di Jakarta, Sabtu, 20 Agustus.
Pihaknya menambahkan pasien tersebut merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri dan memiliki gejala demam dan ruam di beberapa bagian tubuh.
"Ada demam, kemudian juga ada pembesaran kelenjar limpa, tapi keadaannya baik, artinya tidak sakit berat dan ada cacar-nya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan, kaki dan sebagian di sekitar alat genitalia," katanya.