Jika Tak Ada Intervensi, Kasus Cacar Monyet di RI Bisa Tembus 3.600 per Tahun! 
ILUSTRASI PIXABAY

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu memperkirakan jumlah kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia jika pemerintah tak segera melakukan intervensi.

Maxi menyebut, prediksi ini dikaji oleh para epidemiolog dengan membandingkan penyebaran kasus cacar monyet yang terjadi di Inggris.

"Para epidemiolog memperkirakan kasus kita itu, dengan jumlah jumlah populasi kunci, bisa sampai 3.600-an orang setahun kalau tidak dilakukan intervensi dengan baik, terutama edukasi pada mereka," kata Maxi dalam konferensi pers virtual, Kamis, 26 Oktober.

Maxi menegaskan, intervensi cacar monyet dengan melakukan penelusuran kontak secara aktif (active case finding), isolasi pasien, hingga vaksinasi oleh pemerintah tak cukup untuk menekan penyebaran kasus.

Masyarakat, terutama kelompok orang yang rawan tertular cacar monyet perlu menaruh kesadaran akan pencegahan penularannya

"Jadi vaksinasi oke, tapi yang paling utama adalah edukasi. Edukasi untuk perilaku hidup bersih dan sehat, kemudian jangan melakukan hubungan seksual kalau ada gejala, atau kalaupun nggak ada gejala tentu hubungan seksual yang aman, menggunakan kondom," urai Maxi.

Pada tahun 2022 pemerintah mencatat 1 kasus yang terdeteksi pada bulan Agustus. Sementara pada tahun 2023, tercatat sudah ada 13 kasus di Indonesia sejak 13 Oktober hingga 26 Oktober.

Maxi lalu menjelaskan penyebab penyebaran kasus cacar monyet atau monkeypox pada tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu.

"Jadi, setiap ada satu kasus, kita melakukan tracing kontak erat. Malah tahun lalu itu dicari sampai dengan beberapa kelompok, sampai lebih dari 10 kita cari teman-temannya (dari pasien cacar monyet)," sebut Maxi.

Maxi berpendapat, redahnya jumlah kasus cacar monyet pada tahun lalu disebabkan oleh kondisi pandemi COVID-19 yang masih membatasi kegiatan masyarakat. Sementara, saat ini status pandemi virus corona telah dicabut dan tak ada lagi pembatasan.

"Memang saat berbarengan dengan COVID, mungkin kelompok-kelompok tertentu itu belum pada ketemu, mungkin masih jarang ketemu," ucap dia.

Kemudian, penularan kasus-kasus cacar monyet pada tahun ini merupakan transmisi lokal. Penderitanya tak memiliki riwayat perjalanan luar negeri. Berbeda dengan satu kasus tahun lalu yang tertular dari penderita di Belanda.

"Sekarang ini kasus yang terjadi sudah transmisi lokal, dan kemampuan tracingnya sama. Karena sekarang penyebaran sudah transmisi lokal, Saya kira kasus-kasus setiap hari bertambah, itu sudah pasti akan ada," jelasnya.