Coba Terobos Kantor FBI di Ohio, Pria Bersenjata Tewas Usai Sempat Kejar-kejaran dengan Polisi
JAKARTA - Seorang pria bersenjata yang melarikan diri setelah mencoba menerobos kantor FBI di Ohio, Amerika Serikat tewas dalam bentrokan dengan polisi, kata pihak berwenang Amerika Serikat.
Insiden itu terjadi di tengah kemarahan yang meluas di kalangan sayap kanan, setelah penggeledahan FBI di rumah mantan presiden Donald Trump di Florida, meskipun tidak ada indikasi langsung peristiwa itu terkait.
FBI mengatakan, seseorang yang membawa senjata telah mencoba 'menerobos' pintu masuk ke kantor biro di Kota Cincinnati pada Kamis waktu setempat.
"Setelah aktivasi alarm dan tanggapan oleh agen khusus FBI bersenjata, subjek melarikan diri," kata FBI dalam sebuah pernyataan, melansir The National News dan AFP 12 Agustus.
Media lokal melaporkan, pria itu telah menembakkan pistol berpeluru paku dan mengacungkan senapan bergaya AR-15 sebelum melarikan diri dengan mobil.
Seorang juru bicara polisi mengatakan, kendaraan itu dikejar oleh penegak hukum dan berhenti di daerah pedesaan.
"Begitu kendaraan berhenti, baku tembak terjadi antara petugas di tempat kejadian dan tersangka," ungkap juru bicara itu.
Petugas kemudian berusaha untuk bernegosiasi dengan pria itu, tetapi dia tidak menyerah. Saat pria itu mengangkat senjatanya, petugas menembaknya dan "dia meninggal karena luka-lukanya di tempat kejadian," jelas juru bicara itu.
Baca juga:
- Waduh! Peretas Tawarkan Data 48,5 Juta Pengguna Aplikasi COVID-19 Shanghai Seharga Rp58 Juta
- Rusia Tidak Mungkin Berhasil Duduki Ukraina, Menhan Inggris: Invasi Mereka Goyah
- Warganya yang Ditahan di Myanmar Mengaku Tidak Bersalah, Australia Ingin Ada Transparansi
- Soal Kematian Pemimpin Al Qaeda Ayman al Zawahiri, Rusia: Washington Belum Memberikan Bukti Kepada Publik
Sebelumnya, Direktur FBI Christopher Wray pada Hari Rabu mengecam ancaman yang dilakukan terhadap agen FBI, setelah penggerebekan di kediaman Trump, menyebut mereka "menyedihkan dan berbahaya".
"Kekerasan terhadap penegakan hukum bukanlah jawaban, tidak peduli dengan siapa Anda marah," tegas Wray.