Pejabat Rusia Jalani Pelatihan Pengoperasian Drone di Iran, Amerika Serikat: Kami Sangat Prihatin

JAKARTA - Pejabat Rusia tengah menjalani pelatihan dalam beberapa pekan terakhir di Iran, sebagai bagian dari kesepakatan tentang transfer pesawat tak berawak (drone) Moskow dengan Teheran, sebut Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel mengatakan kepada wartawan Hari Kamis, pejabat Rusia telah melakukan pelatihan pengoperasian drone di Iran dalam beberapa minggu terakhir.

Diterangkan olehnya, Amerika Serikat akan dengan tegas menegakkan sanksi terhadap perdagangan senjata Rusia dan Iran.

Menurutnya, pengalihan pesawat tak berawak antara kedua negara berpotensi dikenai sanksi di bawah banyak otoritas.

"Kami tetap sangat prihatin dengan penggunaan dan proliferasi UAV Iran. Mereka telah digunakan untuk menyerang pasukan AS, mitra kami di kawasan, dan entitas pelayaran internasional," ujar Patel seperti melansir Reuters 12 Agustus.

Bulan lalu, para pejabat Negeri Paman Sam mengatakan memiliki informasi, Iran sedang bersiap untuk memberi Rusia hingga beberapa ratus pesawat tak berawak, termasuk beberapa yang mampu membawa senjata.

Dikatakan, para pejabat Rusia juga telah mengunjungi Iran, untuk melihat kendaraan udara tak berawak yang mampu menyerang.

Klaim itu menimbulkan kekhawatiran bahwa Iran, yang telah memasok drone ke sekutunya di Timur Tengah, kini memberikan dukungan kepada Rusia untuk perang di Ukraina.

Namun, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian pada saat itu membantah klaim tersebut, termasuk dalam panggilan telepon dengan mitranya dari Ukraina.

"Kami memiliki berbagai bentuk kerja sama dengan Rusia, termasuk di bidang pertahanan. Tetapi kami tidak membantu salah satu pihak yang terlibat dalam konflik Ukraina, karena kami yakin itu harus diselesaikan," ujarnya seperti melansir TASS.

Menariknya, Komandan Angkatan Darat Iran Brigadir Jenderal Kioumars Heydari mengungkapkan, Iran siap untuk mengekspor persenjataan canggih, termasuk kendaraan udara tak berawak (UAV), ke negara-negara sahabat, saat Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung ke Teheran bulan lalu.