Baykar Berencana Bangun Pabrik Drone Militer Bayraktar di Ukraina: Diancam Kremlin Jadi Sasaran Demiliterisasi, Dilirik Presiden Rusia Putin

JAKARTA - Rencana produsen drone asal Turki untuk membuka pabrik di Ukraina, mendapat respon tegas dari Kremlin, kendati sebelumnya Presiden Turki mengungkapkan ketertarikan Pemimpin Rusia.

Raja drone Turki Baykar telah membeli sebidang tanah di Ukraina untuk produksi kendaraan udara tak berawak (UCAV) Bayraktar TB2, kata Duta Besar Ukraina untuk Turki Vasyl Bodnar, seperti dilaporkan media Ukraina.

Baru-baru ini, pemerintah menyetujui perjanjian bilateral tentang pembangunan pabrik Bayraktar di Ukraina, mengirimkannya ke parlemen untuk diratifikasi. Bodnar mengkonfirmasi hal ini dalam sebuah wawancara untuk kantor berita Ukraina RBC Ukraina.

Baykar telah membeli sebidang tanah di Ukraina, mengembangkan proyek pabrik itu sendiri dan siap untuk mengimplementasikannya sampai akhir, kata duta besar.

"Dan itu (komitmen untuk memulai pembangunan pabrik di Ukraina) tidak hanya politis, tetapi juga praktis, karena sebagian besar model yang akan diproduksi di pabrik ini akan memiliki komponen produksi Ukraina," terang Bodnar, melansir Daily Sabah 8 Agustus.

Drone Bayraktar TB2 Turki. (Wikimedia Commons/Army.com.ua)

Mesin, roda, atau suku cadang lain dari produksi Ukraina dapat digunakan dalam produksi drone tersebut, menurut duta besar.

"Meskipun perang, perusahaan kami terus memenuhi kewajiban mereka," katanya, meskipun tidak seperti sebelum perang. Komitmen mereka, lanjut Bodnar, "menunjukkan betapa bertanggung jawabnya kita sebagai mitra."

Beberapa waktu lalu, Bayrakar mengatakan bahwa mereka akan mendirikan pusat pelatihan dan pemeliharaan bersama untuk UCAV Turki di Ukraina.

Memorandum itu merupakan langkah menuju produksi bersama pesawat tak berawak Ukraina-Turki, sebuah pernyataan di situs web Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan tahun lalu.

Menanggapi rencana tersebut, Kremlin memastikan pabrik drone milik Turki akan menjadi sasaran demiliterisasi tentara Rusia, jika didirikan di wilayah Ukraina.

Ilustrasi perakitar drone Turki. (Sumber: Twitter/Selçuk Bayraktar)

"Fakta pembukaan fasilitas seperti itu, yang pasti akan langsung menjadi sasaran demiliterisasi, hanya akan memperpanjang penderitaan warga Ukraina tetapi sama sekali tidak akan membantu menghindari tujuan utama operasi militer khusus," jelas juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti mengutip TASS.

Sebelumnya, Rusia dan Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan minatnya untuk bekerja sama dengan Turki, dalam pengembangan drone. Menariknya, Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan mengatakan kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, negaranya tertarik untuk bekerja sama dengan Baykar. Ini dilaporkan dan dibahas dalam pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) Turki yang berkuasa bulan lalu.

Diketahui, TB2 telah sangat populer di Ukraina, di mana ia membantu menghancurkan sistem artileri dan kendaraan lapis baja Rusia. Para pejuang Ukraina bahkan membuat lagu hits berisi sumpah serapah yang mengejek pasukan Rusia, dengan menyelipkan lirik "Bayraktar, Bayraktar."

Sejauh ini, Ukraina telah membeli lebih dari 20 drone bersenjata Bayraktar TB2 dari Baykar dalam beberapa tahun terakhir dan memesan 16 lagi pada 27 Januari. Batch itu dikirim pada awal Maret.

Drone Bayraktar TB2 Turki. (Wikimedia Commons/Bayhaluk)

Baru-baru ini, CEO Baykar Haluk Bayraktar, menjawab pertanyaan CNN International tentang apakah mereka akan menjual TB2 Bayraktar ke Rusia, mengatakan mereka belum memasok apa pun ke Rusia dan “mereka tidak melakukan hal seperti itu.”

“Kami mendukung perjuangan Ukraina untuk kemerdekaan dan kedaulatan,” katanya.

Dia menambahkan, Drone Bayraktar TB2 telah menjadi simbol perlawanan Ukraina dan mereka bangga menjadi bagian dari ini.

Untuk diketahui, drone Bayraktar TB2, yang juga telah digunakan dalam konflik di Suriah, Irak, Libya dan Karabakh, sekarang menjadi ujung tombak komoditas ekspor pertahanan global Turki yang diminati banyak negara.

Hingga saat ini, tercatat enam negara telah mengoperasionalkan drone tempur Bayraktar TB2 selain Turki, yakni Azerbaijan, Qatar, Libya, Maroko, Polandia dan Ukraina.