190 Pekerja Migran Indonesia di Malaysia Kembali ke Tanah Air
TANGERANG - Sebanyak 190 pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia kembali ke Tanah Air melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Banten.
"Saat ini yang kembali ada 190 orang dari 3.200 orang anak bangsa yang akan menjalani deportasi dari Malaysia di tahun 2022 ini," kata Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani saat menjemput kedatangan PMI di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang dilansir ANTARA, Kamis, 4 Agustus.
Dia mengatakan mereka dipulangkan karena mengalami beberapa masalah, seperti penganiayaan, eksploitasi, dan korban perdagangan manusia.
Benny menyebut mereka berasal dari beberapa daerah, di antaranya Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Riau, Kalimantan Barat, Banten, Jakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, dan Jambi.
Jumlah mereka terbanyak, antara lain Jatim 87 orang, NTB 36 orang, Jateng 18 orang, Jabar 12 orang, Sumut 11 orang, sedangkan 22 orang lainnya dari 11 provinsi.
Ia mengatakan sisa dari jumlah PMI yang masih berada di Malaysia akan kembali ke Tanah Air secara bertahap.
"Kita nanti akan bawa mereka ke Wisma Atlet Jakarta, di mana tempat yang sangat representatif bagi mereka. Makan, minum disediakan negara, peralatan mandi disediakan," katanya.
Baca juga:
- Soal CCTV 'Saksi Kunci' Pembunuhan Brigadir J Mati atau Sengaja Dihilangkan Masih Diselidiki, yang Terlibat Halangi Penyidikan Bakal Dipidana
- Kapolri Sebut 25 Personel Diperiksa Buntut Tewasnya Brigadir J, 3 di Antaranya Berpangkat Jenderal
- Denny Indrayana dan Bambang Widjojanto Kompak Sebut Kasus Mardani Maming Kriminalisasi, KPK: Lumrah Tapi Salah
- Mengapa Bharada E Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana Brigadir J? Ini Penjelasan Kabareskrim
Benny mengungkapkan pemulangan ratusan pekerja migran ini hasil kerja sama semua lembaga terkait, termasuk penanganan oleh Kementerian Luar Negeri, dengan pengembalian dibiayai negara.
"Kita mulai dengan kolaborasi kementerian dan lembaga, kita bisa lihat, apapun mereka dulu, sejarahnya berangkat tidak resmi, tapi toh perhatian negara sangat luar biasa," ujar dia.