Menteri Teten Sebut Adanya Peluang Dana Remitansi Jadi Kekuatan Kapital
Menkop UKKM Teten Masduki

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menilai dana remitansi (pengiriman uang) khususnya dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) dapat menjadi kekuatan kapital yang cukup besar jika dikelola dengan baik.

Hal tersebut diungkapkan saat menghadiri penandatanganan kerja sama atau MoU antara PT MNC Kapital Indonesia dengan Bank Kerjasama Rakyat Malaysia Berhad (Bank Rakyat).

"Setelah PMI pulang ke Tanah Air, dia bisa membuka lapangan usaha baru atau menginvestasikan dananya di usaha tertentu. Jadi, tidak sekadar pengiriman uang atau remitansi semata," kata Menteri Teten dalam keterangan tertulisnya, pada Sabtu, 21 Oktober.

Menteri Teten mengatakan, kerja sama antara PT MNC Kapital Indonesia dengan Bank Rakyat Malaysia diyakini dapat memberikan penguatan bagi para PMI yang selama ini bekerja di Malaysia.

"Saya percaya kerja sama ini akan memberikan kemudahan dan keamanan transaksi keuangan, transaksi valuta asing, serta pendampingan investasi keuangan kepada pekerja migran Indonesia," ujarnya.

Dia menegaskan, Indonesia harus mengambil tindakan konkret untuk memperkuat perlindungan pekerja migran dan juga mendukung pertumbuhan ekonomi serta hubungan internasional yang lebih baik bagi Indonesia.

"Pekerja migran berperan dalam mendukung kontribusi ekonomi, maka PMI membutuhkan perlindungan dan kesejahteraan bagi pekerja dengan cara mengurangi risiko eksploitasi, pelecehan, dan pelanggaran hak asasi manusia," ucap dia.

Selain itu, perlindungan hukum yang tidak kalah penting, kemudian kesejahteraan sosial dengan dukungan psikologis dan akses kepada layanan kesejahteraan sosial yang diperlukan.

Teten berharap, perusahaan perbankan MNC Kapital agar dapat memberikan pembiayaan yang mudah dan murah kepada UMKM, khususnya PMI yang ingin memulai menjalankan usaha.

Hal itu dikarenakan berdasarkan survei Bank Indonesia, adanya kesenjangan finansial yang masih sangat besar sebanyak 69,5 persen, yang mana pelaku UMKM belum mendapatkan akses kredit perbankan. "Potensi permintaan kredit mencapai Rp1.605 triliun," tuturnya.

Dalam menumbuhkan ekosistem usaha yang kondusif bagi UMKM, kata Teten, pemerintah juga telah menerapkan langkah strategis di bidang pembiayaan. 

Pemerintah terus menumbuhkan ekosistem yang kondusif bagi UMKM, khususnya bidang pembiayaan, antara lain pembiayaan dalam kluster/rantai pasok melalui skema KUR klaster dan pembiayaan koperasi melalui LPDB dengan bunga yang rendah.

Teten mengajak kolaborasi antar negara dalam mendukung PMI dan mendorong UMKM naik kelas.

"Maka dari itu, saya mengajak kami bersama tingkatkan kolaborasi antar negara untuk mendukung Pekerja Migran Indonesia serta mendorong UMKM Indonesia naik kelas," ungkapnya.