Soal 'Kuburan' Beras Bansos Jokowi di Depok, Sengaja Dikubur atau Memang Rusak?
JAKARTA - Polda Metro Jaya mengusut temuan paket bantuan sosial (bansos) yang terkubur di kawasan Depok, Jawa Barat. Pengusutan untuk menentukan, beras itu sengaja dikubur atau memang rusak.
"Permasalahannya adalah, itu adalah beras penimbunan atau beras rusak, dan lain sebagainya, itu kami masih melakukan proses penyelidikan," ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis kepada wartawan, Rabu, 3 Agustus.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pihak JNE menyebut jumlah beras yang dikubur sebanyak 3,4 ton.
Namun, ada informasi yang beredar bahwa tak hanya beras yang terkubur. Melainkan, terigu dan telor.
Tetapi, Auliansyah menyebut sampai saat ini belum menemukannya. Perihal itu akan didalami.
"Kita juga akan meminta ahli supaya tidak ada permasalahan yang timbul di kemudian hari. Apakah itu hanya beras, atau ada yang lain," kata Auliansyah.
Paket bansos presiden ditemukan di Kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, pada Minggu 31 Juli.
Baca juga:
- Tanda Tanya Alasan Beras Bansos 2020 Dipendam di Depok
- Mensos Risma Bicara Proses Pengawasan Kinerja Kemensos Jadi Hal Terberat
- Pengusutan Penemuan 'Kuburan Massal' Beras Bansos Jokowi di Depok Kini Ditarik ke Polda Metro
- Cerita Panjang Mensos Risma Tentang 'Kuburan Massal' Beras Bansos Jokowi di Depok
Penemuan barang bansos presiden untuk warga terdampak COVID-19 yang tertimbun di dalam tanah itu terungkap setelah ahli waris pemilik lahan, Rudi Samin, melakukan penggalian menggunakan alat berat dan tengah ditangani Polrestro Depok.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pihak JNE, perusahaan jasa ekspedisi ini mengakui beras yang ditemukan tertimbun di lahan itu merupakan perbuatannya. Alasannya beras itu sudah rusak terkena air hujan.
Setidaknya, jumlah beras yang ditemukan sebanyak 289 karung atau seberat 3.675 kilogram.