Kalbe Farma, Perusahaan Farmasi Milik Konglomerat Boenjamin Setiawan Tambah Alokasi Buyback Saham Jadi Rp750 Miliar
JAKARTA - Perusahaan farmasi milik konglomerat Boenjamin Setiawan, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menambah alokasi pembelian kembali (buyback) saham menjadi Rp750 miliar dari sebelumnya Rp500 miliar. Aksi korporasi yang dilakukan perseroan ini dilakukan pada 20 Mei-19 Agustus 2022.
"Perkiraan nilai nominal saham yang akan dibeli kembali bertambah dari maksimum Rp500 miliar menjadi maksimum sebesar Rp750 miliar. Sedangkan untuk jumlah saham akan bertambah dari perkiraan jumlah saham maksimum 312,5 juta saham menjadi jumlah maksimum 468,75 juta saham," kata Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu 3 Agustus.
Vidjongtius menjelaskan, pembelian saham akan dilakukan pada harga maksimum Rp1.700 per saham. Besaran tersebut tidak berubah dari rencana semula.
"Pembelian kembali saham dilakukan menggunakan dana internal kas perseroan. Dampak penurunan pendapatan bunga terhadap performa laba per saham perseroan diperkirakan sebesar 0,5 persen," ujar Vidjongtius.
Lebih lanjut, kata Vidjongtius, pembelian kembali saham dilaksanakan melalui transaksi di Bursa Efek Indonesia. Untuk itu, perseroan akan menggunakan jasa dari perantara pedagang efek.
Baca juga:
- Kalbe Farma Milik Konglomerat Boenjamin Setiawan Dapat Kredit Rp1 Triliun dari BNI
- Kalbe Farma Milik Konglomerat Boenjamin Setiawan Hadirkan Pemeriksaan Genetik Terbaru di Indonesia
- Kalbe Farma Milik Konglomerat Boenjamin Setiawan Bagi Dividen Rp1,6 Triliun dan Tunjuk Guru Besar UI Rhenald Kasali jadi Komisaris Independen
"Pembelian kembali saham diharapkan dapat menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif, serta memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham perseroan secara fundamental," ujar dia.
Aksi buyback ini juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang, di mana saham treasuri dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai optimal jika KLBF memerlukan penambahan modal.