Naik Kapal Perang dan Awasi Langsung Latihan Militer, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen: Mari Sama-sama Terus Menjaga Tanah Air Kita
JAKARTA - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memuji langsung tekad militer negara itu untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya, saat mengawasi secara langsug latihan militer tahunan angkatan laut dan angkata udara dari atas Kapal Perang.
Latihan militer, yang mensimulasikan pertahanan dari pasukan penyerang, bertepatan dengan latihan serangan udara di seluruh pulau karena meningkatkan kesiapan tempur dalam menghadapi tekanan militer yang meningkat dari China.
Sebagai bagian dari latihan tahunan bertajuk 'Han Kuang' Taiwan, 20 kapal perang termasuk fregat dan kapal perusak menembakkan peluru untuk mencegat dan menyerang calon penyerang di lepas pantai timur laut Taiwan. Sementara, armada jet tempur F-16 dan pesawat tempur Ching-kuo buatan dalam negeri diluncurkan. serangan udara.
Presiden Tsai, di atas kapal perusak rudal kelas Kidd AS yang telah dinonaktifkan di perairan kota pelabuhan Suao, terlihat mengenakan pakaian kamuflase dan menyapa tentara.
"Latihan luar biasa barusan menunjukkan kemampuan dan tekad tentara Republik China untuk membela negara," kata Presiden Tsai kepada tentara melalui siaran kabin, menggunakan nama resmi Taiwan, melansir Reuters 26 Juli.
“Mari kita sama-sama terus menjaga tanah air kita. Kerja bagus,” seru Presiden Tsai.
Di antara kapal perang yang dipamerkan adalah kapal pengangkut ranjau baru pulau itu serta korvet siluman, yang telah dijuluki oleh angkatan laut Taiwan sebagai "pembunuh kapal induk" karena pelengkap rudal anti-kapalnya.
Terpisah, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian, ditanya tentang latihan pada briefing reguler di Beijing, mengulangi peringatan China tentang setiap gerakan militer oleh Taiwan.
"Upaya Taiwan untuk menghadapi China secara militer mirip dengan belalang yang mencoba menghalangi kereta," sebut Zhao.
"Pada akhirnya, itu pasti akan gagal," tegasnya menambahkan.
Latihan lima hari itu dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang niat China terhadap Taiwan. Beijing mengatakan pada Hari Senin, pihaknya meningkatkan peringatan kepada pemerintahan Presiden Joe Biden tentang kemungkinan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan. Kunjungan semacam itu sering menjadi sumber ketegangan antara Beijing dan Washington.
Sementara, Amerika Serikat tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, tetapi terikat oleh hukum AS untuk menyediakan pulau yang diperintah secara demokratis itu dengan sarana untuk mempertahankan diri.
Diketahui, Meningkatnya ketegasan Beijing terhadap pulau yang diklaimnya sebagai miliknya, dikombinasikan dengan invasi Rusia ke Ukraina, telah memperbarui perdebatan tentang bagaimana meningkatkan pertahanan dan mendorong pihak berwenang untuk meningkatkan persiapan jika terjadi serangan China.
Baca juga:
- Total Ada Sekitar 117 Hukuman Mati yang Dijatuhkan, Rezim Militer Bela Keputusan Mengeksekusi Empat Aktivis: Sah dan Atas Nama Keadilan Rakyat
- Rusia akan Longgarkan Aturan Visa dengan 18 Negara, Indonesia Termasuk?
- Presiden Joe Biden Diberi Nama Korea 'Bae Ji-sung', Diharapkan Terus Menjaga Perdamaian Semenanjung Korea dan Dunia
- Sebut Eksekusi Mati Empat Aktivis Demokrasi oleh Junta Militer Sebagai Kekejaman Mengerikan, AS Larangan Penjualan Perangkat Militer ke Myanmar
Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya. Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing dan bersumpah untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.
Meskipun militer Taiwan terlatih dengan baik dan dilengkapi dengan sebagian besar perangkat keras buatan AS, China memiliki keunggulan numerik yang sangat besar dan menambahkan peralatan canggih seperti pesawat tempur siluman.