Kontroversi CFW di Zebra Cross Dukuh Atas, Pengamat Nilai Dukungan Anies Bersifat Politis

JAKARTA - Ajang Citayem Fashion Week (CFW) yang sebelumnya dipelopori remaja SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong, Depok) di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, kini mulai tergerus dengan berbagai kepentingan tertentu.

Terlebih, catwalk di zebra cross tempat penyeberangan bagi pejalan kaki saat ini kerap dimanfaatkan dari berbagai kalangan selebritis dan pegiat medsos lainnya. Sehingga mulai menimbulkan pro dan kontra di lingkup Pemprov DKI Jakarta.

Bahkan, Polres Metro Jakarta Pusat juga melarang kegiatan fashion show yang digelar di zebra cross kawasan Dukuh Atas, Tanah Abang.

Menanggapi berbagai permasalahan yang muncul di CFW kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, seorang pengamat kebijakan publik bernama Trubus Rahardian menilai, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ridwan Kamil yang datang ke kawasan Dukuh Atas diduga untuk kepentingan politik atau pencitraan politik.

"Menurut saya, keberadaan Anies di sana itu untuk elektabilitas, supaya dia di dukung mendapat dukungan anak-anak muda. Mencari popularitas 2024, khususnya kalangan remaja," kata Trubus kepada wartawan, Senin, 25 Juli.

Trubus mengatakan, kalangan remaja itu adalah pemilih-pemilih awal atau pemula. Apalagi, keberadaan remaja SCBD di Dukuh Atas melanggar Perda Nomor 8 Tahun 2007 mengenai ketertiban umum (Tibum).

"Karena mereka di jalan itu menggunakan trotoar, itu sama dengan melanggar undang-undang lalu lintas jalan. Itu kalau secara aturan," tegasnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan kegiatan Citayam Fashion Show yang kerap dilakukan pada sore hingga malam hari di zebra cross kawasan Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta Pusat, tidak dilarang.

Hal ini seolah mematahkan pernyataan Pemerintah Kota Jakarta Pusat yang menyebut ajang catwalk yang dilakukan remaja "SCBD" (Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok) di area penyeberangan, dilarang.

"Kebijakan publik itu harus ada solusinya, kalau memang mau diselenggarakan di situ, Dukuh Atas dan sekitarnya itu, di laksanakan seminggu sekali, jangan tiap hari. Dikelola secara baik, seperti car free day (CFD)," ujarnya.

Tugas pemerintah dalam hal ini, lanjut Trubus, untuk membuat kebijakan agar masyarakat itu bisa menyatakan ekspresinya.

"Anies jangan hanya mendukung, tapi harus berikan fasilitas dan pendanaan (bagi) anak muda. Yang kreatif di kasih dana, jangan hanya politisnya saja dia mau tampil kelihatan," ujarnya.

Kegiatan Citayem Fashion Week (CFW) di kawasan Dukuh Atas, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mulai mendapat kecaman dari Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria. Menurutnya, kegiatan Fashion Show itu dinilai mengganggu ketertiban umum.

"Jangan di jalan kalau gelar fashion show, itu sangat menggangu ketertiban umum," tegas Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria kepada wartawan di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Sabtu, 23 Juli, malam.

Wagub menilai, ajang fashion show di tengah jalan sangat menggangu aktivitas untuk orang berjalan dan menyeberang. Belum lagi kendaran roda dua yang parkir di atas trotoar hingga mengganggu pejalan kaki.

"Jalur sepeda dijadikan parkir motor itu sangat menggangu sekali," katanya.

Melihat mulai membludaknya massa pengunjung CFW di kawasan Dukuh Atas, Pemprov berencana akan melakukan penataan dan merelokasi tren remaja SCBD itu ke tempat lain.

Misalnya seperti di kawasan Monumen Nasional (Monas), Senayan, Taman Ismail Marzuki (TIM) dan dipelataran Sarinah.

"Empat lokasi tersebut nanti bisa dijadikan fashion week, jadi bisa silahturahmi juga di sana. Yang penting jangan melakukan kegiatan ditengah jalan dan itu sangat menggangu dan berbahaya," paparnya.

Lebih lanjut, Wagub DKI itu juga mendukung Polres Metro Jakarta Pusat yang menyebut bahwa fungsi zebra cross jalan merupakan tempat menyebrang bagi pejalan kaki. Bukan justru menjadi tempat catwalk kegiatan fashion show.