Apakah Sering Minum Susu Cokelat Berbahaya? Ahli Diet Menjelaskan Kelebihan dan Kekurangannya
YOGYAKARTA – Susu cokelat disukai karena menawarkan rasa yang nikmat dibanding susu plain. Tetapi kembali pada selera masing-masing orang. Lantas apakah aman jika sering minum susu cokelat? Menurut ahli diet dan nutrisi Cynthia Sasss, MPH., RD., susu cokelat tidak hanya menawarkan nostalgia masa kecil ketika membawa bekal susu cokelat saat bertamasya bersama keluarga. Terdapat sejumlah aspek yang cukup rumit jika disimpulkan dalam satu manfaat, kata Sass, dilansir Health, Selasa, 12 Juli.
Dalam satuan berat 8 ons, susu cokelat memasok 150 kalori, 2,5 gram lemak, 23 gram karbohidrat dengan tambahan 10 gram gula tambahan, dan 8 gram protein. Kalau dihitung nutrisi lainnya, mengandung 20 persen dari nilai harian untuk kalsium, 30 perseh untuk vitamin B riboflavin, 10 persen potasium, dan 15 persen vitamin A dan D.
Meskipun setiap produk memiliki ukuran berbeda-beda dalam kandungan nutrisi, tetapi susu cokelat menyediakan beberapa nutrisi penting. Nah, perlu diperhatikan lagi bahwa asupan nutrisi harian tersebut memberikan sepertiga dari kebutuhan gula. Kalau menurut database USDA, setiap secangkir susu cokelat ukuran 8 ons, menyediakan 7,4 ons air yang membantu menghidrasi tubuh.
Berbeda halnya jika produk menggunakan sirup cokelat untuk membuat susu cokelat sendiri. Ini akan tergantung pada seberapa banyak sirup yang dipakai. Karena dalam satu sendok makan sirup cokelat, mengandung 10 gram gula.
Banyak penelitian mengeksplorasi tentang manfaat minum susu. Tetapi tak banyak yang menelusuri tentang manfaat atau bahaya susu cokelat. Sebuah studi tahun 2018 dari British Medical Journal (BMJ), tidak menemukan bukti efek perlindungan antara asupan kalsiun yang berasal dari susu dan risiko patah tulang. Studi yang lebih lama juga menemukan hal yang sama, asupan susu lebih tinggi tidak terkait dengan risiko patah tulang yang lebih rendah.
Pada satu sisi, banyak roang menganggap susu cokelat sebagai suguhan manis. Tetapi juga disebut sebagai minuman pemulihan. Sebagai ahli diet olahraga bersertifikat, Sass mengutip sebuah studi yang dilakukan International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism. Dalam studi tersebut, peneliti meminta 9 pesepeda pria yang terlatih melakukan latihan interval, istirahat selama 4 jam, dan melanjutkan bersepeda hingga kelelahan. Setelah sesi latihan pertama, dan dua jam kemudian, para pesepeda mengonsumsi satu dari tiga minuman susu cokelat.
Pesepeda yang minum susu cokelat membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai kelelahan. Kemudian peneliti menyimpulkan bahwa susu cokelat membantu pemulihan secara efektif antara dua latihan yang melelahkan.
Penelitian yang terbaru, menelusuri apa yang dialami sepuluh wall climbers ketika minum susu versus air sebagai alat bantu pemulihan setelah pendakian intensitas tinggi. Dua puluh menit kemudian, peserta minum susu cokelat atau air. Climbers yang minum susu cokelat, kinerja, durasi, dan jarak tempuh meningkat. Selain itu, mereka juga lebih rendah merasakan nyeri otot.
Menjadi catatan penting, bahwa membandingkan susu cokelat dan minuman lain yang enggak sama kandungan nutrisinya, tentu perlu dipertanyakan, jelas Sass. Pesan Sass, apa yang terjadi pada susu cokelat berkaitan dengan jumlah cairan, zat gizi mikro dan makro yang dibutuhkan untuk pemulihan setelah berolahraga. Susu sapi juga mengandung leusin yang baik, dan asam amino yang dibutuhkan untuk memicu sintesis protein otot.
Minum susu cokelat enggak buruk, tetapi perlu dimasukkan dalam ukuran diet Anda. Susu cokelat juga bukan satu-satunya minuman untuk pemulihan. Nah, kalau dibandingkan dengan es krim dan brownies, susu cokelat mungkin memberikan lebih banyak nutrisi.