Bagikan:

YOGYAKARTA – Setelah mendapatkan diagnosa mengalami batu ginjal, seseorang perlu mengubah pola hidup dan pola makan lebih sehat. Ahli kesehatan tentu memberikan rekomendasi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ahli diet juga akan memberikan anjuran makanan atau minuman yang pantang bagi penderita batu ginjal.

Batu ginjal adalah massa keras yang terbentuk dari kristal dalam urin. Bagi kebanyakan orang, kimia alami dalam urin mencegah pembentukan batu yang menimbulkan masalah pada ginjal. Perlu diketahui, jenis batu ginjal paling umum ialah batu kalsium, diikuti batu asam urat. Maka pola makan dan perawatan medis bisa mencegah pembentukan batu ginjal tumbuh kembali. Untuk itu, berikut diet untuk penderita batu ginjal yang penting dilakukan.

1. Batasi asupan makanan yang mengandung oksalat

Oksalat secara alami terkandung dalam banyak makanan. Termasuk buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, polong-polongan, bahkan cokelat dan teh. Secara spesifik, penderita batu ginjal perlu membatasi jenis makanan tertentu. Diantaranya kacang tanah, rhubarb, bayak, bit, lobak, cokelat, dan ubi jalar. Membatasi asupan makanan ini mungkin bermanfaat bagi orang-orang yang memiliki batu kalsium oksalat yang merupakan jenis batu ginjal utama.

tips diet penderita batu ginjal
Ilustrasi tips diet penderita batu ginjal (Freepik)

2. Jangan mengurangi asupan kalsium dalam makanan

Kalsium mendapatkan reputasi buruk, karena penyebab utama batu kalsium-oksalat. Tetapi minum susu, yoghurt, dan beberapa jenis keju bersamaan dengan makanan sehari-hari, cenderung memperkecil kemungkinan terbentuknya batu ginjal. Perlu dicatat, pola makan rendah kalsium justru meningkatkan peluang terkena batu ginjal. Namun, hindari mendapatkan kalsium dari suplemen.

3. Kurangi makanan tinggi purin

Makanan yang tinggi mengandung purin, antara lain daging merah, jeroan, bir atau minuman beralkohol, kuah daging, sarden, ikan teri, dan kerang. Purin adalah senyawa alami yang menyebabkan produksi asam urat lebih tinggi dan beban asam lebih besar harus dikeluarkan oleh ginjal. Ekskresi asam urat lebih tinggi, memudahkan terbentuknya batu asam urat. Jadi, batasi makanan dan minuman yang tinggi purin.

4. Konsultasikan ke dokter sebelum mengonsumsi vitamin dan suplemen tertentu

Vitamin B meliputi tiamin, riboflavin, niasin, B6, dan B12 belum terbukti berbahaya bagi penderita batu ginjal. Tetapi beebrapa penelitian menunjukkan bahwa B6 sebenarnya dapat membantu orang dengan kadar oksalat urin yang tinggi. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan atau ahli diet Anda untuk mendapatkan saran mengenai penggunaan vitamin C, vitamin D, minyak hati ikan, atau suplemen mineral lain yang mengandung kalsium. Ini karena beberapa suplemen dapat meningkatkan kemungkinan pembentukan batu pada beberapa individu.

tips diet penderita batu ginjal
Ilustrasi tips diet penderita batu ginjal (Freepik)

5. Minum banyak air mineral

Setidaknya, sehari direkomendasikan minum air mineral sebanyak dua liter atau delapan gelas. Bagi penderita batu ginjal, juga direkomendasikan minum sebanyak jumlah tersebut. Tetapi hindari minum minuman bersoda dan jus jeruk bali. Ini akan membantu menurunkan urin lebih pekat dengan volume urin yang baik, setidaknya 2,5 liter setiap harinya.

6. Makanlah makanan berprotein dalam jumlah sedang

Asupan protein yang tinggi akan menyebabkan ginjal mengeluarkan lebih banyak kalsium sehingga menyebabkan lebih banyak terbentuknya batu ginjal. Selain itu, hindari asupan garam yang tinggi. Karena asupan natrium tinggi meningkatkan kalsium dalam urin dan meningkatkan kemungkinan berkembangnya batu ginjal. Diet rendah garam, juga penting untuk mengontrol tekanan darah.

7. Hindari suplemen vitamin C dosis tinggi

Berdasarkan Asupan Referensi Diet AS dilansir National Kidney Foundation, Selasa, 28 Mei, penderita batu ginjal dianjurkan mengonsumsi 60 mg/hari. Jumlah konsumsi kadar vitamin C lebih dari 1000 mg/hari atau lebih dapat menghasilkan lebih banyak oksalat dalam tubuh.

Itulah rekomendasi diet bagi penderita batu ginjal. Selain memperhatikan setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi, penting pula rutin olahraga, menjalani pola hidup sehat, dan konsultasi dokter secara rutin untuk mendapatkan anjuran paling tepat.