Menyebar Sayuran untuk Hewan Liar yang Jadi Korban Kebakaran Hutan Australia
JAKARTA - Ribuan pon ubi jalar dan wortel disebarkan ke hutan-hutan di Australia dengan dilemparkan dari udara. Hal tersebut dilakukan agar binatang yang umumnya ada di hutan Australia seperti walabi, dapat mendapatkan stok makanan yang cukup. Hewan-hewan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan makanannya mengingat kebakaran hutan di Australia juga menghancukan sumber makanan mereka.
Upaya penyebaran makanan dari helikopter tersebut adalah yang paling besar dilakukan untuk walabi. Walabi adalah hewan endemik Australia yang terancam punah.
"Walabi biasanya dapat menyelamatkan diri dari api, tetapi kemudian dibiarkan telantar dengan makanan yang terbatas karena api melenyapkan sayuran-sayuran di sekitar habitat mereka. Walabi sudah di bawah tekanan akibat kekeringan yang tengah berlangsung, membuat kelangsungan hidup menjadi tantangan bagi walabi jika mereka hidup tanpa bantuan," ujar Menteri Lingkungan New South Wales Matt Kean, dilansir dari National Post, Jumat 17 Januari.
Para petugas yang mendistribusikan makanan dengan helikopter mengatakan, mereka melihat banyak bangkai hewan. Krisis tersebut mendorong Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengubah pendekatan pemerintahannya terhadap kebijakan iklim karena kebakaran telah menewaskan 27 orang dan membakar jutaan hektare hutan.
Bantuan untuk walabi adalah upaya terbaru pejabat dan tim konservasi Australia untuk menyelamatkan salah satu hayatinya, yang sayangnya kini hancur akibat kebakaran hutan.
Diperkirakan 1 miliar hewan telah mati dalam kebakaran. Para ilmuwan telah memeringatkan bahwa spesies mamalia, burung, serangga, jamur, dan tanaman mungkin juga telah musnah terpanggang.
Walabi dinyatakan spesies langka pada 2014 oleh Australia dan sejak saat itu populasi mereka semakin menurun. Bahkan hewan yang selamat dari kebakaran masih berisiko punah. Karena mereka kehilangan habitat dan sumber makanan, yang menyebabkan krisis dan akhirnya mati.
Namun sayangnya, proyek penyelamatan walabi dibarengi dengan keputusan baru-baru ini untuk memusnahkan 10.000 unta. Unta dibawa ke Australia pada 1800-an sebagai sarana transportasi melintasi padang pasir. Namun sekarang jumlahnya lebih dari satu juta yang sebagian besar berkeliaran di alam liar.
Baca juga:
Kekeringan di negara itu telah mendorong beberapa unta memasuki desa-desa untuk mencari makanan dan air, yang menjadi ancaman bagi keselamatan manusia dan cadangan air minum mereka.
Dalam wawancara akhir pekan dengan Australian Broadcasting Company, PM Morrison mengatakan, kebakaran di Australia adalah dampak dari perubahan iklim. Musim panas yang panjang memicu kebakaran, kebakaran tersebut sulit dipadamkan karena musim panas juga memicu musim kering dan membuat pasokan air kurang.
“Perubahan iklim, hal tersebut menyangkut kebijakan pemerintah. Jelas berdampak pada musim panas yang lebih panjang, lebih panas, lebih kering. Itulah adalah pesan yang kami terima. Itu tugas pemerintah, oke. Jangan sampai ada perselisihan tentang itu," kata Morrison.