Bobby Nasution Beberkan Kota Medan Termacet ke-6 di Indonesia, Siap Benahi dengan BRT
MEDAN - Calon Wali Kota Medan Bobby Nasution memberi perhatian terhadap persoalan kemacetan. Kemacetan yang memberi dampak negatif ini dijanjikan Bobby yang berpasangan dengan kader Gerindra Aulia Rachman untuk dibenahi.
“Medan temasuk kota termacet di Indonesia. Persoalan ini memberi banyak dampak negatif, mulai dari terganggunya aktivitas warga hingga terhambatnya roda perekonomian kota,” kata Bobby Nasution, Jumat, 30 Oktober.
Dikutip dari infografis #KolaborasiMedanBerkah, Bobby menunjukkan data Traffic Scorecard 2017 (Lembaga Riset Inrix), di mana Kota Medan menjadi kota termacet ke-6 di Indonesia.
Bobby Nasution-Aulia Rachman, pasangan calon nomor urut 2 di Pilkada Medan ini menyebut salah satu cara mengatasi kemacetan di kota besar adalah penerapan sistem Transit Oriented Development yakni mengembangkan penggunaan angkutan massal seperti busway/bus rapid transit (BRT).
Program Medan Bebas Macet yang digagas menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini dilakukan dengan mengoptimalkan traffic management dengan intelligent transport system (ITS) di Kota Medan.
Kemudian melakukan pembangunan dan revitalisasi transportasi massal BRT, pembangunan shelter ojek, merealisasikan 20 ribu CCTV, digitalisasi parkir dan membangun Transit Oriented Development (TOD).
“Kita perbaiki tata kotanya terlebih dahulu agar semua kawasan di Kota Medan terpadu dan hal ini tentunya dapat mengurai kemacetan,” kata Bobby Nasution dalam akun Instagramnya bobbynst.
Baca juga:
Program Medan Sakasanwira
Bobby Nasution-Aulia Rachman juga menggagas program Medan Sakasanwira alias Satu Kelurahan Satu Sentra Kewirausahaan. Gagasan ini diusung dengan menyiapkan pengelolaan, manajemen dan pusat pemasaran di setiap kelurahan.
Ada pula insentif untuk UMKM, ekonomi kreatif dan komunitas kreatif. Bobby Nasution juga ingin menghadirkan Kolabin.id sebagai wadah pengembangan dan pemasaran UMKM.
“Kami bersama-sama berkolaborasi membangun Kota Medan dengan meningkatkan potensi lokal masyarakat. Agar tercipta lapangan kerja, iklim kewirausahaan yang sehat hingga meningkatnya kualitas sumber daya manusia,” ujar Bobby.