Bulan Depan, Prostitusi dan Premanisme di Gunung Antang Jaktim Bakal Lenyap, Begini Prosedurnya
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menargetkan pembongkaran lokalisasi prostitusi Gunung Antang, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur pada bulan Juli mendatang.
Sejumlah bangunan liar itu akan dibuat fasilitas publik, salah satunya yakni Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Saat ini, PT KAI masih berkordinasi dengan Pemerintah Kota Jakarta Timur terkait rencana penertiban atau pembongkaran lokalisasi Gunung Antang itu.
"Mudah-mudahan target bulan Juli ini bisa diselesaikan," kata Kepala Humas PT KAI Daop 1, Eva Chairunisa kepada wartawan, Kamis, 23 Juni.
Selain itu, dalam waktu dekat, PT KAI akan mengirimkan surat pemberitahuan terkait penertiban lokalisasi kepada Pemkot Jakarta Timur.
"Prosedur akan memasuki tahapan sosialisasi langsung (ke warga) dan pengiriman surat pemberitahuan," ujarnya.
Terpisah, Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengatakan, pihaknya sedang mengadakan rapat bersama PT KAI pada Kamis, 23 Juni, hari ini.
"Hari ini dirapatkan di PT KAI dan mereka akan membuat surat pemberitahuan dalam rangka penataan lokasi," ujar Wali Kota Anwar kepada wartawan, Kamis, 23 Juni.
Baca juga:
- Polisi Tangkap Satu Preman Lokalisasi Gunung Antang Pembacok 2 Warga: 2 Orang Lagi Masih DPO
- Sering Masuk Masjid Dikira Mau Ibadah, Pria Inisial TB Malah Incar Handphone Milik Jemaah
- SPBU Curang! Jual BBM Tidak Sesuai Takaran Sampai Dapat Untung Rp7 Miliar
- Datangi Propam Mabes Polri, Nikita Mirzani Mau Bikin Aduan Resmi Soal Polisi
Keberadaan lokalisasi prostitusi Gunung Antang dikeluhkan warg RW 01 Kelurahan Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur. Keluhan itu dilontarkan pasca rentetan aksi penyerangan kelompok preman lokalisasi Gunung Antang ke permukiman warga menggunakan senjata tajam dan senjata api.
Penyerangan di wilayah RW 001 Rawa Bunga terjadi dua kali, yakni pada Minggu, 12 Juni dan Senin, 13 Juni. Sedikitnya, empat warga terluka dan satu rumah rusak akibat dilempari batu saat penyerangan Minggu, 12 Juni, dini hari.
Sementara itu, pada saat penyerangan lanjutan, yakni Senin, 13 Juni, dini hari, warga mendengar suara tembakan lebih dari tiga kali. Salah satu peluru menembus rolling door dan kaca etalase milik warga.
Warga ketakutan terkait teror yang dilakukan kelompok penyerangan itu. Selanjutnya warga meminta kepada pemerintah setempat agar segera menutup lokalisasi Gunung Antang di Jakarta Timur yang kian meresahkan masyarakat.