Berkaca dari Pangalaman Invasi Rusia ke Ukraina, NATO akan Perkuat Postur Militernya, Stoltenberg: Lebih Kuat dan Siap Tempur

JAKARTA - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dinilai perlu membangun kesiapan yang lebih tinggi dan memperkuat kemampuan bersenjatanya di sepanjang perbatasan timur, setelah invasi Rusia ke Ukraina, kata kepala aliansi militer tersebut.

Itu disampaikan Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg setelah pembicaraan informal di Belanda dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, serta para pemimpin Denmark, Polandia, Latvia, Rumania, Portugal dan Belgia, menjelang KTT NATO yang lebih luas di Madrid, Spanyol pada akhir bulan.

"Di Madrid, kami akan menyetujui penguatan besar dari postur kami," katanya, melansir Reuters 15 Juni.

"Malam ini kami membahas perlunya kehadiran ke depan yang lebih kuat dan siap tempur dan kesiapan yang lebih tinggi serta lebih banyak peralatan dan persediaan yang telah ditempatkan sebelumnya," papar Stoltenberg.

Menanggapi permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengirimkan lebih banyak senjata, Stoltenberg mengatakan dia setuju Kyiv harus dipasok dengan persenjataan yang lebih berat, tetapi tidak memberikan rincian.

"Ukraina seharusnya memiliki lebih banyak senjata berat dan sekutu serta mitra NATO telah menyediakan senjata berat dan mereka juga meningkatkannya," papar Stoltenberg.

"Dalam hal persenjataan, kami bersatu di sini, bahwa penting bagi Rusia untuk kalah perang," jelas pemimpin Belanda Rutte kepada wartawan di Den Haag.

"Dan karena kita tidak dapat memiliki konfrontasi langsung antara pasukan NATO dan Rusia, yang perlu kita lakukan adalah memastikan bahwa Ukraina dapat melawan perang itu, bahwa ia memiliki akses ke semua persenjataan yang diperlukan," tandasnya.

Ditanya tentang aplikasi Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan aliansi, Stoltenberg mengatakan dia sedang mencari "jalan maju bersama" untuk menyelesaikan oposisi dari Turki, yang marah dengan apa yang dianggapnya sebagai dukungan Swedia terhadap militan Kurdi.

Diketahui, menyusul invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus, NATO telah meningkatkan kehadirannya di Baltik.

Stoltenberg mengatakan, NATO akan memberikan penguatan lebih lanjut dari aliansi, ketika semua 30 anggota bertemu 29-30 Juni di ibukota Spanyol.