Sidang Penyelidikan Kerusuhan Capitol Hill: Presiden Trump Sudah Dinasehati Soal Klaim Penipuan dan Kemenangan, Tapi Cuek

JAKARTA - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ternyata sudah diberitahu oleh penasihat utamanya, jika klaim penipuan Pemilu yang meluas tidak berdasar dan tidak akan membalikkan kekalahannya pada Pemilu 2020, tetapi dia tidak mendengarkan, menurut kesaksian dalam sidang komite yang menyelidiki kerusuhan Capitol Hill, Washington D.C pada 6 Januari 2021.

Pembantu dekat dan anggota keluarga mengungkapkan, mereka telah menyampaikan kepada Trump, tidak ada manfaat dalam berbagai tuduhan aneh yang muncul setelah kekalahan pemilihannya, termasuk laporan tentang "koper mencurigakan" yang berisi surat suara palsu, truk yang mengangkut surat suara ke Pennsylvania dan chip komputer ditukar dengan mesin pemungutan suara.

"Saya pikir, Nak, jika dia benar-benar percaya hal ini, dia telah kehilangan kontak, dia menjadi terlepas dari kenyataan," kata William Barr, yang menjabat sebagai Jaksa Agung di era Trump, lama dikenal setia kepada presiden dari Partai Republik tersebut.

Dalam kesaksian video, Barr dengan blak-blakan menolak klaim penipuan sebagai omong kosong dan hal gila.

"Tidak pernah ada indikasi ketertarikan pada fakta sebenarnya," katanya, melansir Reuters 14 Juni.

Komite Terpilih Dewan Perwakilan Rakyat AS yang dipimpin Partai Demokrat, yang menyelidiki serangan di Gedung Capitol AS oleh ribuan pendukung Trump, mempresentasikan temuannya pada yang kedua dari enam bulan ini, setelah penyelidikan hampir setahun atas kerusuhan tersebut.

Anggota komite berpendapat, klaim penipuan berulang Trump, yang dikenal oleh Demokrat sebagai "Kebohongan Besar," meyakinkan para pengikutnya untuk menyerang Capitol.

"Dia dan penasihat terdekatnya tahu bahwa klaim itu salah, tetapi mereka tetap menjualnya, sampai beberapa saat sebelum gerombolan pendukung Trump menyerang Capitol," ujar Perwakilan Demokrat Zoe Lofgren.

Donald Trump. (Wikimedia Commons/Gage Skidmore)

Demokrat mengatakan, Trump mengumpulkan sekitar 250 juta dolar AS dari para pendukung untuk memajukan klaim penipuan di pengadilan, tetapi malah mengarahkan banyak uang ke tempat lain.

"Kebohongan Besar juga merupakan penipuan besar," tegas Lofgren.

Donald Trump sendiri membantah melakukan kesalahan, dan berulang kali bersikeras bahwa dia tidak kalah, menolak penyelidikan Komite Terpilih sebagai perburuan politik.

Kendati demikian, jajak pendapat menunjukkan banyak pendukung Trump masih percaya klaim palsunya tentang Pemilu. Beberapa sekarang mencalonkan diri untuk jabatan, di mana mereka akan mengawasi pemilihan di masa depan. Sementara, Trump telah mengisyaratkan untuk mencalonkan diri sebagai presiden lagi pada 2024, tetapi belum mengumumkan keputusan apa pun.

Terpisah, Bill Stepien, manajer kampanye Trump, mengatakan dia merekomendasikan pada malam pemilihan agar Trump menghindari pernyataan kemenangan dan sebaliknya, mengatakan suara masih dihitung.

"Dia pikir saya salah. Dia mengatakan kepada saya, dan bahwa mereka akan pergi, bahwa dia akan pergi ke arah yang berbeda," kata Stepien dalam kesaksian yang direkam dalam video. Stepien dijadwalkan untuk bersaksi secara langsung, tetapi dibatalkan pada menit terakhir ketika istrinya melahirkan.

Diketahui, Trump tampil di televisi untuk terlebih dahulu menyatakan kemenangan atas desakan Rudy Giuliani, mantan wali kota New York City. Penasihat kampanye Jason Miller bersaksi, Giuliani tidak sadar pada saat itu.

Kerusuhan Capitol Hill 6 Januari 2021. (Wikimedia Commons/TapTheForwardAssist)

"Walikota pasti mabuk tetapi saya, hmm, tidak tahu tingkat mabuknya ketika dia berbicara dengan presiden, misalnya," ungkap Miller dalam kesaksian video.

Sementara itu, Byung J. Pak yang mengundurkan diri sebagai pengacara AS di Atlanta, ketika kubu Trump mempertanyakan hasil pemilihan Georgia mengatakan, dia tidak menemukan bukti penipuan di negara bagian itu.

Mengacu pada koper mencurigakan yang diduga berisi surat suara palsu atau diubah, Pak berkata, duduk di meja saksi: "Dugaan koper hitam yang ditarik dari bawah meja adalah kotak kunci resmi."

Melansir The Washington Post, mantan pejabat senior Departemen Kehakiman Richard Donoghue mengungkapkan, ketika Trump diberi penjelasan mengenai tuduhan yang disebutkannya, Trump akan beralih ke topik lain.

Misalnya klaim bahwa koper penuh surat suara palsu di bawah meja di fasilitas penghitungan suara di Georgia.

"Kami melihat rekaman itu, kami mewawancarai para saksi. Dan saya berkata, ‘tidak Pak, tidak ada koper. Anda dapat menonton video berulang kali. Tidak ada koper,’” papar Donoghue.

Persidangan kemarin merupakan lanjutkan sidang Hari Kamis, di mana kesaksian menunjukkan, sekutu dekat Trump, termasuk sang putri Ivanka, menolak klaim palsunya tentang kecurangan Pemilu.

Kerusuhan Capitol Hill 6 Januari 2021. (Wikimedia Commons/Kurt Kaiser)

Untuk diketahui, empat orang tewas pada kerusuhan tersebut. Satu ditembak mati oleh polisi dan yang lainnya karena sebab alami. Sekitar 140 petugas polisi terluka, dan satu orang meninggal keesokan harinya. Empat petugas kemudian meninggal karena bunuh diri.

Total, hampir 850 orang telah ditangkap karena kejahatan yang berkaitan dengan kerusuhan, termasuk lebih dari 250 orang yang didakwa menyerang atau menghalangi penegakan hukum.

Terpisah, Jaksa Agung Merrick Garland kembali menolak untuk membahas pertanyaan hukum atau faktual seputar 6 Januari, mencatat bahwa ada ratusan kasus yang sedang berlangsung dan departemen memiliki kebijakan umum untuk tidak membahas investigasi. Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa jaksa memperhatikan sidang komite.

"Saya menonton, saya akan menonton semua persidangan Saya mungkin tidak dapat menonton semuanya secara langsung, tetapi saya yakin, saya akan menonton semuanya, dan saya dapat meyakinkan Anda, bahwa jaksa 6 Januari juga menonton semua persidangan," tukas Garland.