NASA Siapkan Tim Penelitian untuk Pelajari UFO

JAKARTA - Sudah bertahun-tahun Bumi dikejutkan dengan adanya fenomena udara tak dikenal alias UAP, istilah terbaru yang sekarang digunakan untuk UFO. Sekarang, NASA membentuk tim untuk mempelajari fenomena itu.

NASA berencana untuk mempelajari penampakan ini dari perspektif ilmiah tetapi juga menekankan tidak ada bukti bahwa UAP berasal dari luar Bumi.

Tim studi itu dipimpin oleh astrofisikawan David Spergel di bawah Direktorat Misi Sains NASA, mereka akan berusaha mengidentifikasi data apa yang ada di UAP dan mencari cara terbaik untuk menangkap data di UAP ke depannya.

Menurut NASA, keterbatasan dalam penampakan membuatnya sulit untuk sampai pada kesimpulan logis tentang dari mana UAP berasal. Para peneliti juga akan mencoba mengidentifikasi bagaimana NASA dapat menggunakan data itu untuk memajukan pemahaman ilmiah tentang UAP.

"Studi itu akan terbuka dan tidak diklasifikasikan. Kami memiliki akses ke berbagai pengamatan Bumi dari luar angkasa dan itu adalah sumber kehidupan penyelidikan ilmiah. Kami memiliki alat dan tim yang dapat membantu kami meningkatkan pemahaman kami tentang yang tidak diketahui. Seperti itu penjelasan definisi sebenarnya dari kata sains. Itulah yang kami lakukan," ujar Administrator asosiasi untuk sains di NASA, Thomas Zurbuchen.

Dengan mempelajari penampakan UAP, dikatakan NASA memang sejalan dengan kepentingan mereka, meskipun alien tidak mungkin menjadi sumber UAP mana pun.

Membedakan antara UAP yang disebabkan oleh fenomena alam atau mungkin semacam teknologi sangat penting untuk salah satu tujuan NASA, melindungi keselamatan udara.

"Cara kami memikirkan hal ini di NASA konsisten dengan prinsip keterbukaan, transparansi, dan integritas ilmiah kami. Kami tidak menghindar dari risiko reputasi," ujar Zurbuchen.

Melansir The Verge, Jumat, 10 Juni, penelitian ini muncul setelah bertahun-tahun berita penampakan UAP heboh di media.

Pada 2017, sebuah laporan New York Times mengungkapkan bahwa Pentagon memiliki program rahasia yang disebut Program Identifikasi Ancaman Dirgantara Tingkat Lanjut (AATIP), diduga menyelidiki penampakan UAP yang sering dilakukan oleh pilot militer.

Nantinya kata NASA, studi ini akan memakan waktu sekitar sembilan bulan untuk diselesaikan. Zurbuchen berpikir data yang dikumpulkan NASA dengan mengamati langit malam untuk asteroid yang berpotensi berbahaya atau dengan mengamati Bumi dari luar angkasa dapat berguna untuk lebih memahami UAP.

“Bisakah kita menggunakan kumpulan data yang ada dan menggunakan metodologi untuk menemukan peristiwa yang bersifat sementara, semacam penyelarasan, terkadang tumpang tindih, dengan beberapa penampakan lain ini," kata Zurbuchen.

Meski begitu, NASA menekankan tidak ada bukti bahwa UAP adalah makhluk luar angkasa, tetapi Zurbuchen tidak menutup kemungkinan itu.

“Jika seseorang bertanya kepada saya apakah saya benar-benar berpikir ada bukti tak terbantahkan untuk kehidupan cerdas di sini dalam salah satu fenomena ini, saya akan memberikan jawaban yang benar-benar dapat diterima sebagai seorang ilmuwan, yaitu, Saya tidak tahu," tutur Zurbuchen.