Diretas saat Siaran, Stasiun Radio Rusia Putar Lagu Kebangsaan Ukraina
JAKARTA - Rusia kembali mengalami serangan digital di dunia maya, sejak melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu, dengan yang terbaru dialami oleh salah satu stasiun radio di negara itu.
Peretas menargetkan stasiun radio Rusia Kommersant FM pada Hari Rabu, menyiarkan lagu kebangsaan Ukraina dan lagu-lagu anti-perang, sebagai bentuk protes terhadap invasi Moskow ke Ukraina.
"Stasiun radio telah diretas. Aliran internet akan segera diaktifkan kembali," kata stasiun itu dalam sebuah pernyataan, menyusul siaran radio tersebut langsung dihentikan, seperti dikutip dari The Moscow Times 9 Juni.
Protes anti-perang para peretas termasuk lagu band rock Rusia Nogu Svelo! 'We Don't Need a War', yang berulang kali menampilkan kutipan dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang secara kasar diterjemahkan menjadi 'pria tangguh selalu menepati janjinya.'
Diketahui, peretasan stasiun radio Kommersant FM adalah yang terbaru, dalam serangkaian serangan digital sejak Rusia menginvasi Ukraina.
Sebelumnya pada Bulan Mei, alternatif YouTube buatan Rusia, Rutube, dimatikan oleh serangan dunia maya menjelang parade Hari Kemenangan tahunan negara itu, yang digelar setiap tanggal 9 Mei di Lapangan Merah.
Baca juga:
- Tak Lulus Perguruan Tinggi Tapi Jadi Tentara Bayaran Terkenal, 'Algojo' Rusia Tewas di Tangan Sniper Ukraina saat Misi Pengintaian
- Pejabat Partai Penguasa Hina Nabi Muhammad, Al-Qaeda Ancam Ledakkan Empat Kota di India, Termasuk New Delhi
- 1.000 Tentara Ukraina yang Menyerah Dibawa ke Rusia untuk Penyelidikan, Jasad 210 Pejuang Dikembalikan ke Keluarga: Mayoritas dari Mariupol
- Presiden Putin Kehilangan Dua Komandan Paling Seniornya dalam Sehari, Ini 12 Jenderal Rusia yang Tewas Sejak Menginvasi Ukraina
Juga pada Bulan Mei, media Ukraina menerbitkan foto-foto yang dimaksudkan untuk menunjukkan peretasan beberapa saluran televisi Rusia.
Saluran-saluran itu tampaknya menampilkan pesan yang berbunyi: "darah ribuan orang Ukraina dan ratusan anak-anak mereka ada di tangan Anda. Televisi dan pihak berwenang berbohong. Tidak untuk perang."