Unilever Indonesia Lepas Kepemilikan Sejumlah Aset Bisnis Teh Senilai Rp84,6 Miliar

JAKARTA - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melepas kepemilikan sejumlah aset pada unit bisnis tehnya kepada Ekaterra. Adapun nilainya mencapai 5,49 juta euro atau sekitar Rp84,6 miliar.

Aset bisnis ini mencakup mesin produksi dan perlengkapannya yang berlokasi di Cikarang dan Agriwangi. Transaksi ini dilakukan setelah perusahaan induk UNVR, Unilever Plc menjual bisnis tehnya Ekaterra dengan nilai 5,1 miliar dolar AS kepada CVC Capital Partners pada November 2021.

"Sehubungan dengan pengalihan aset bisnis dari perseroan kepada Ekaterra berdasarkan Perjanjian Pengalihan Aset, Ekaterra akan melakukan pembayaran kepada perseroan sebesar 5,49 juta euro," tulis manajemen Unilever Indonesia dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu 8 Juni.

Sejalan dengan proses pengalihan aset bisnis ini, UNVR juga diperkenankan menggunakan aset bisnis yang dimaksud tanpa dikenakan biaya apapun untuk memproduksi produk teh dan suplemen selama masa pengalihan.

Perseroan akan terus menggunakan aset bisnis untuk memproduksi produk ekspor untuk Ekaterra selama masa transisi, sampai saat di mana aset bisnis dipindahkan ke lokasi Ekaterra dan dapat beroperasi secara mandiri. Kontrak aktivitas produksi antara perseroan dan Ekaterra adalah bisnis pada umumnya.

Bisnis teh domestik Unilever Indonesia sejatinya tidak termasuk dalam transaksi penjualan yang dilakukan Unilever Plc. Meski demikian, sebagai bagian dari transaksi tersebut dan untuk mengoptimalkan biaya dan operasi secara lokal, Unilever Indonesia memutuskan menjual aset mesin produksi dan perlengkapannya yang berlokasi di Cikarang dan Agriwangi ke Ekaterra.

Sebagai informasi, Ekaterra memiliki portofolio 34 merek termasuk Lipton, PG Tips, Pukka, T2 dan TAZO, dan menghasilkan pendapatan sekitar 2 miliar euro tahun lalu. Unilever mengatakan mereka menargetkan dapat menyelesaikan proses penjualan pada paruh kedua 2022.