Tempati Peringkat 17 Perempuan Berpengaruh di Dunia, Berapa Harta Kekayaan Dirut Pertamina Nicke Widyawati?
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. (Foto: Dok. Pertamina)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menempati peringkat 17 dari 100 perempuan paling berpengaruh di dunia versi Majalah Fortune.

Ia terpilih bersama sejumlah CEO global, di antaranya CEO GlaxoSmithKline Emma Walmsley peringkat pertama, CEO Ping An Group Jessica Tan peringkat kedua, CEO Banco Santander Ana Botin peringkat ketiga, dan CEO Macquarie Group Ltd Shemara R Wikramanayake peringkat keempat.

Berada di bawah Nicke, di antaranya President Global Foods & Refreshment Unilever Hanneke Faber peringkat ke-23, CEO Norsk Hydro Hilde Merete Aasheim peringkat ke-24, CEO P&G Alexandra Keith peringkat ke-37, dan CEO OCBC NISP Helen Wong peringkat ke-41.

Lalu berapa harta kekayaan yang dimiliki Nicke?

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan Nicke kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 27 Maret lalu, total kekayaan yang dimilikinya mencapai Rp64.857.000.000. Ia tidak mencatatkan kepemilikan utang dalam laporannya.

Dalam LHKPNnya itu, Nicke melaporkan kepemilikan aset berupa tanah dan bangunan senilai Rp32.845.000.000 yang tersebar di Jakarta Selatan dan Tasikmalaya.

Selain itu, dia mencatatkan kepemilikan kendaraan dengan nilai Rp1.925.000.000. Ada tiga kendaraan roda empat yang dimilikinya yaitu Toyota Alphard Standard 2018 dengan nilai Rp850 juta, Mercedes Benz GLE400 2017 dengan nilai Rp775 juta dan Honda HRV 2020 senilai Rp300 juta.

Berikutnya, Nicke mencatatkan kepemilikan harta bergerak lainnya senilai Rp87 juta, kas dan setara kas sebesar Rp30 miliar.

Majalah Fortune mengungkap Nicke masuk sebagai perempuan berpengaruh karena prestasinya sebagai pimpinan tertinggi perusahaan energi di Indonesia yang mampu melewati tantangan triple shock yaitu jatuhnya harga minyak, penurunan permintaan bahan bakar, dan tekanan nilai tukar yang dialami Pertamina selama pandemi tahun 2020.

Ketiga faktor itu memang sempat menurunkan pendapatan dan laba Pertamina. Namun, pada paruh pertama 2021, di bawah kepemimpinan Nicke, Pertamina menunjukkan kondisi lebih baik dengan mencapai target produksi minyak dan gas bumi.

Selain itu, Nicke diakui terus mendukung transisi energi Indonesia dengan membangun portofolio energi baru terbarukan untuk memberikan energi bersih bagi Indonesia di masa depan.