Harga LUNA 2.0 Turun, Pertanda Kepercayaan Investor Berkurang?
JAKARTA – Upaya mengembalikan ekosistem Terra dari keruntuhan memberikan dampak positif yang bersifat sementara dengan meluncurnya LUNA 2.0. Diluncurkan pada 28 Mei 2022 lalu, LUNA 2.0 telah kehilangan 73,2 persen dari harga tertinggi sepanjang masanya yang tertoreh pada hari peluncuran.
Sebelumnya, Terra (LUNA) versi lawas yang harganya terjun bebas berganti nama menjadi Terra Classic (LUNC). Sementara token baru menyandang nama token utama Terra (LUNA). Pengembang telah mendistribusikan airdrop untuk mengganti kerugian yang dialami para investor. Namun, itu tidak memberikan dampak positif yang bertahan lama.
LUNA 2.0 berdiri sendiri dan tidak ditopang oleh stablecoin UST sebagaimana versi sebelumnya. Namun, sejak peluncuran pertamanya harga LUNA terbaru ini telah kehilangan nilainya lebih dari 70 persen.
Baca juga:
Pihak Terra sangat optimistis pada peluncuran blockchain Terra yang baru. Sementara para investor bersikap sebaliknya.
“Ada tanda tanya besar. Apakah itu akan berhasil akan membutuhkan banyak membangun kembali kepercayaan dengan investor dan pembangun,” kata Felix Hartmann, mitra pengelola Hartmann Capital.
Menurut Hartmann, upaya memulihkan ekosistem Terra dari keruntuhannya “harus diperhatikan karena kemungkinan akan dimulai dari bawah ke atas, tetapi juga akan membutuhkan banyak pengelolaan di pihak para pendirinya karena mereka tidak akan lagi memiliki valuasi pasar berjumlah miliaran dolar,” lanjut Hartman.
Selanjutnya, dia menyatakan untuk berhasil, mereka membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua tahun. Kendati begitu, upaya Do Kwon cs memulihkan ekosistem Terra belum bisa memulihkan kepercayaan para investor kripto terhadap LUNA.
Data dari Coingecko menunjukkan bahwa LUNA 2.0 diperdagangkan di harga Rp77.495. Harga LUNA mengalami penurunan sebesar 14,9 persen dalam satu pekan terakhir. Sementara harga tertinggi sepanjang masanya tertoreh pada hari peluncurannya di level Rp274.365 pada 28 Mei 2022. Dari ATH-nya, harga LUNA anjlok 73,2 persen.