Jelang Pemilu 2024, SPIDOL Ingatkan Alumni IPB yang Jadi Politisi Jangan Oportunis

JAKARTA - Himpunan Alumni (HA) IPB meluncurkan Sekolah Pemilu dan Demokrasi Electoral (SPIDOL) bagi sesama alumni. Sekolah jadi pengingat supaya tidak oportunis ketika terjun menjadi politikus.

Ketua Umum DPP HA IPB, Walneg S Jas, bilang agenda itu menjadi penting mengingat sebagian alumni banyak yang memilih di jalur politik baik tingkat nasional maupun daerah.

"Himpunan alumni, bukan kita dalam konteks mendukung partainya, enggak. Dari apa pun partainya, tapi kita ingin membekali mereka bagaimana jadi kontestan pemilu yang baik," kata Walneg, Sabtu 28 Mei dikutip dari Antara.

Walneg menyampaikan, alumni IPB sudah tersebar hampir di semua lembaga politik maupun pemerintahan, mulai dari DPR, Bawaslu, Bupati, Wali Kota hingga gubernur dan pejabat pemerintah.

Hal ini membuat HA IPB merasa perlu membuat wadah yang bisa saling mengingatkan untuk tetap menjaga marwah IPB yang pasti mengajarkan agar menjadi insan yang berintegritas dalam bidang apapun.

Acara halal bihalal Forum Silaturahmi Alumni IPB ke-8 di IPB International Convention Center (IICC),Jumat (27/5), yang dihadiri sebanyak 500 orang secara tatap muka dan 500 orang secara daring melalui media zoom meeting dan siaran langsung (broadcast) melalui kanal YouTube Himpunan Alumni IPB, kata Walneg, menjadi momentum yang baik untuk meluncurkan program tersebut.

Walneg menuturkan, dengan ada program SPIDOL ini alumni yang lebih dulu telah berkecimpung di bidang politik bisa menjadi pembimbing calon peserta pemilihan umum (pemilu) 2024.

HA IPB ingin lebih banyak alumni yang memasuki bidang politik dapat berkontribusi dengan kompetensi dan kualitas yang baik, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Program SPIDOL, kata dia, tidak akan digunakan sebagai dukungan terhadap salah satu partai politik atau ingin mendominasi sumber daya manusia (SDM) di bidang perpolitikan Indonesia, melainkan lebih kepada kesiapan kapasitas dan integritas kontestan politik yang berasal dari alumni IPB.

"Ingin berkontribusi lebih kongkret, lebih banyak iya, tapi mendominasi mana bisa, ada perguruan tinggi lain yang juga melakukan juga kan," ujarnya.