Presiden Bank Dunia Sebut Perang di Ukraina Dapat Picu Resesi Global
JAKARTA - Presiden Bank Dunia David Malpass pada Rabu menyatakan, perang Rusia di Ukraina yang memberikan dampak terhadap harga-harga pangan dan energi, serta ketersediaan pupuk, dapat memicu resesi global.
Malpass mengatakan pada sebuah acara yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang AS bahwa ekonomi Jerman, terbesar keempat di dunia, telah melambat secara substansial karena harga-harga energi yang lebih tinggi, dan mengatakan pengurangan produksi pupuk dapat memperburuk kondisi di tempat lain.
"Ketika kita melihat PDB global ... sulit sekarang untuk melihat bagaimana kita menghindari resesi," kata Malpass dikutip Antara dari Reuters, Kamis. Dia tidak memberikan ramalan khusus.
Dia mengatakan ekonomi Ukraina dan Rusia sama-sama diperkirakan mengalami kontraksi yang signifikan, sementara Eropa, China dan Amerika Serikat mengalami pertumbuhan yang lebih lambat.
Negara-negara berkembang semakin terpukul karena kekurangan pupuk dan stok makanan serta pasokan energi, katanya.
"Gagasan harga energi dua kali lipat sudah cukup untuk memicu resesi dengan sendirinya," kata dia.
Baca juga:
- Temukan Perempuan Muda Sampai Miras, Bupati Tapin Kalsel Ingatkan Soal Perda: Tak Ada Izin untuk Usaha Karaoke
- Pasang Target Pendapatan Rp100,3 Triliun, Ini Strategi MIND ID
- Tak Tanggung-tanggung! Kebangpol Palangka Raya Usul Kenaikan Dana Parpol Rp20 Ribu per Suara Sah
- Selidiki Kasus Pelecehan Seksual Mahasiswi di Universitas Teuku Umar Meulaboh, Polisi Bentuk Tim Terpadu
Di China, dia mengatakan perlambatan pertumbuhan yang relatif tajam didasarkan pada pandemi COVID-19, inflasi, dan krisis real estat yang sudah ada sebelumnya yang dihadapi negara itu.
Bank Dunia bulan lalu telah memangkas perkiraan pertumbuhan globalnya untuk tahun 2022 hampir sebesar persentase poin penuh, menjadi 3,2 persen dari 4,1 persen, karena dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.
Malpass tidak memberikan rincian tentang kapan resesi global bisa dimulai.