Peritel Milik Lippo Group, Hypermart Rugi Rp219,25 Miliar dan Tutup 8 Gerai karena COVID-19

JAKARTA - Peritel milik Lippo Group, PT Matahari Putra Prima Tbk mengalami kerugian yang cukup signifikan pada kuartal II 2020. Perusahaan pemilik jaringan ritel Hypermart, Hyfresh dan Foodmart ini menyatakan bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh pandemi COVID-19.

Pada kuartal II 2020 penjualan perusahaan turun dari Rp4,6 triliun di kuartal II 2019 menjadi Rp3,6 triliun di kuartal II 2020. Alhasil, perusahaan mengalami kerugian Rp219,25 miliar di sepanjang kuartal II 2020.

Corporate Secretary PT Matahari Putra Prima Tbk, Danny Kojongian dalam konferensi pers virtual, Jumat 16 Oktober menjelaskan, pada awal saat kasus COVID-19 pertama kali diumumkan, sebenarnya penjualan perusahaan meningkat 14 persen dibanding bulan sebelumnya.

Peningkatan sebesar itu, terjadi pada 13-25 Maret 2020. Menurutnya, pada periode itu memang masyarakat saat itu tengah melakukan panic buying, untuk memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari.

"Tapi tak berselang lama, langsung turun drastis karena mal tutup, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan sebagainya," ujar Danny.

Emiten berkode saham MMPA ini pun menurut Danny, menerapkan strategi melalui penjualan melalui jaringan online. Mereka menjual barang-barang dagangannya melalui Hypermart Online, Chat & Shop melalui WhatsApp, GrabMart serta Shopee.

Namun demikian, kata Danny, hal tersebut tal terlalu membantu. Karena tetap saja mayoritas orang-orang masih suka berbelanja secara offline," tambahnya.

Lebih lanjut, perusahaan juga kabarnya menutup sementara jaringan tokonya di Bali dan Jambi. Hal itu dilakukan demi menekan potensi kerugian yang lebih besar.

Direktur Matahari Putra Prima Herry Senjaya menjelaskan, pihaknya berupaya menyisir jaringan toko yang sangat terdampak pandemi COVID-19. Menurutnya, toko-toko yang terdampak adalah di daerah wisata seperti di Bali, di mana tingkat kunjungannya menurun drastis karena tidak adanya turis.

Selain di Bali, pihaknya juga menutup jaringan tokonya di Jambi. Namun ia tidak menyebutkan berapa toko yang ditutup sementara di daerah tersebut.