Setelah UST - LUNA Ambruk, Bos Binance Changpeng Zhao Berharap Tim Pengembang Terra Lebih Transparan

JAKARTA – Jatuhnya harga Terra (LUNA) dan stablecoin algoritmik UST menjadi topik pembahasan di kalangan komunitas kripto. Pendiri Binance, Changpeng Zhao turut mengomentari kondisi LUNA.

CZ mengharapkan pengembang LUNA bisa lebih transparan pasca ambruknya UST dan LUNA pada pekan lalu. Sebagai informasi, dalam hitungan hari LUNA benar-benar ambruk dan sempat jatuh ke 0,01 rupiah pada 13 Mei 2022.

Namun, kini LUNA diperdagangkan di harga Rp2,48. Kripto LUNA jatuh 100 persen dari torehan harga tertinggi sepanjang masanya di level Rp1.709.604 pada 5 April 2022, sebagaimana laporan data dari Coingecko.

Stablecoin algoritmik Terra UST sempat jatuh ke harga 0,225 dolar AS per koin. Sementara koin Terra LUNA yang beredar saat ini membengkak dalam beberapa hari menjadi lebih dari 6,5 triliun LUNA.

Peningkatan besar-besaran LUNA dalam waktu singkat, menyebabkan harganya anjlok drastis. Kondisi ini mendorong sejumlah bursa kripto terkemukan untuk melakukan delisting LUNA. Namun, belakangan sebagian bursa kripto kembali membuka perdagangan LUNA, termasuk Binance.

Changpeng Zhao bersimpati pada kondisi LUNA. Dia membuka diri bagi pengembang Terra LUNA. Secara terang-terangan dalam sejumlah cuitan, CZ menyatakan bahwa dirinya mendukung komunitas Terra dan pemulihan yang dilakukan pengembang LUNA.

“Dalam hal ini, saya ingin melihat lebih banyak transparansi dari mereka (tim Luna),” tulis CZ dalam postingan Twitter. “Termasuk transaksi on-chain spesifik dari semua dana. Mengandalkan analisis pihak ketiga tidak cukup atau akurat. Ini adalah hal pertama yang seharusnya terjadi.”