Air PDAM di Darmorejo Warnanya Coklat Kehitaman, DPRD Surabaya: Tolong Dicek, Problemnya Apa?
JAKARTA - Pimpinan DPRD Kota Surabaya menindaklanjuti keluhan warga di wilayah Darmorejo, Kota Pahlawan, Jawa Timur, soal kualitas air PDAM di rumahnya yang keruh dan berwarna coklat kehitaman.
Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti, Selasa 10 Mei bilang, keluhan ini ternyata sudah dialami bertahun-tahun. Mereka juga sudah melapor ke pihak terkait namun belum ada tindak lanjut.
"Mengetahui hal itu, saya langsung menyambangi kediaman warga di daerah Darmorejo itu pada Senin (9/5) ," kata Reni dinukil dari Antara.
Padahal wilayah perkampungan di Darmorejo terbilang dekat dengan instalasi pengolahan air PDAM di wilayah Ngagel.
"Saya kira ini menjadi masukan ya, minta tolong pihak PDAM ini bisa segera dicek, ini problemnya apa?" katanya.
Dari pantauan Reni, ada kotoran berupa partikel-partikel kecil di dalam air yang mengambang membuat semakin keruh.
Sebenarnya layanan PDAM saat ini, kata dia, sudah semakin luas dan dinilai sudah cukup bagus. Namun, dia berharap kondisi demikian selaras dengan peningkatan kualitas air yang juga perlu diperhatikan untuk para konsumen.
Air, lanjut dia, menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat. Kualitas air yang demikian dikhawatirkan dapat berdampak kepada kesehatan konsumen sekaligus juga kebersihan air bagi para pengguna PDAM di wilayah setempat.
"Memang tidak semua tempat di Surabaya kualitas (airnya) kotor seperti ini. Untuk di wilayah RT sini dengan jumlah warga banyak. Apalagi ada anak-anak, ada kebutuhan ibu-ibu. Secara ekonomis juga, misalkan beli (air) untuk cuci-cuci sayur itu juga jadi nambah beban ekonomi warga," ujar dia
Reni pun mendorong agar pihak terkait dapat mengecek serta memberikan kejelasan mengenai penyebab problem air yang ada di daerah ini agar warga juga mendapat informasi terkait permasalahan.
"Minta tolong pihak PDAM agar segera dicek, saya tadi sudah sampaikan kondisi ini ke Dirut PDAM dan sore ini dapat info warga jika pihak PDAM sudah datang merespons, ini harus tersolusi," katanya.
Menurut informasi, katanya, untuk kebutuhan air sehari-hari warga mengandalkan air PDAM ini dengan terlebih dahulu disaring melalui filter yang ada seperti kasa untuk untuk kebutuhan mandi.
"Sementara untuk masak dan konsumsi seperti minum, maka warga perlu untuk membeli air," kata Reni Astuti.
Baca juga:
- Pelayanan Arus Mudik dan Balik Lebaran 2022 85 Juta Masyarakat Belum Maksimal, Menhub Budi Karya: Kami Mohon Maaf
- Arus Balik dari Tol Kalikangkung Semarang ke Cikampek Masih Padat Siang Ini
- Puncak Kepadatan Arus Balik Pelabuhan Gilimanuk Diprediksi Terjadi Hari Ini
- Korlantas Polri Resmi Hentikan Skema Rekayasa Lalu Lintas Arus Balik Lebaran 2022
Salah seorang warga Darmorejo RT VII/RW IV Sunarsih mengatakan, sejak digunakan pagi hari, aliran air di rumahnya keruh.
"Kalau mengalir pagi keruh, kalo siang lumayan jernih, tapi sore juga keluar lagi (keruh), kalau malam iya juga (keruh)," kata dia.
Budiono, suami Sunarsih, menceritakan mulanya air tercium bau kaporit namun tidak kotor, namun lambat laun air lalu berubah warna dan menjadi keruh dan bau kaporit berangsur hilang.
Dia mengatakan kondisi serupa juga dialami oleh warga lain di wilayah Jagir.