Sebelum Ditemukan Tewas, Bapak dan Anak yang Gantung Diri Bersama Minta Jasadnya Jangan Diotopsi
SRAGEN - Kapolsek Gondang, AKP Sudarmaji memberi keterangan terkait ditemukannya dua jasad bapak dan anak, Arifin (40) dan SLA (5), yang tergantung berhadapan di dalam rumahnya di Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Sragen, pada Jumat, 6 Mei.
Sudarmaji mengatakan bahwa, jasad korban tidak diotopsi lantaran keluarga tidak menghendaki. Bahkan, keinginan tidak diotopsi juga dipertegas melalui tulisan di tembok yang ditulis oleh korban, sebelum melakukan aksi gantung diri.
"Hasil olah TKP korban sudah dalam keadaan meninggal gantung diri," kata Sudarmaji mewakili Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi, kepada wartawan, Jumat, 6 Mei.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Sragen, AKP Suwarso menjelaskan, Arifin dan putrinya ditemukan oleh tetangganya yang hendak mengirimkan makanan.
"Sekitar pukul 15.00, tetangganya itu penjual mie ayam, ingin mengunjungi rumah korban untuk memberikan makanan melalui pintu depan," kata AKP Suwarso.
Baca juga:
- Indonesia Pertahankan Peringkat Layak Investasi, Menko Airlangga: Tanda Kepercayaan Investor Kuat
- Sejarah Malindo Air, Maskapai Milik Konglomerat Rusdi Kirana yang Lahir untuk 'Perang' di Langit ASEAN dan Kini Berganti Nama Jadi Batik Air Malaysia
- Musim Mudik Tiba, Sri Mulyani Pamer Kemegahan Tol Trans Jawa Ruas Semarang - Solo Senilai Rp7,47 Triliun
- Gubernur Sulteng Bentuk Tim Investigasi Isu Dugaan Jual Beli Jabatan: Siapa yang Melanggar Ditindak Tegas
Saksi masuk ke rumah melalui pintu depan yang sudah dalam keadaan terbuka. Setelah masuk ke dalam rumah, tetangga korban melihat korban beserta dengan anaknya sudah tergantung di tiang penyangga rumah dengan menggunakan tali tambang.
"Kemudian tetangga korban langsung berteriak dan mendekat ke warga lainnya," ujarnya.
Informasi menyebut, istri Arifin diketahui seorang tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri. AKP Suwarso mengatakan, motif bunuh diri ini diduga karena masalah ekonomi.
"Hasil pemeriksaan dengan saksi-saksi dan tetangga korban, dimungkinkan adanya masalah ekonomi keluarga. Istri korban saat ini menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Singapura," ungkap Suwarso.