Konser Pertama Justin Bieber di Indonesia dalam Sejarah Hari Ini, 23 April 2011
JAKARTA - Hari ini, 11 tahun yang lalu, 23 April 2011, Justin Bieber menggelar konser perdananya di Indonesia. Konser bertajuk My World Tour itu dihelat di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat.
Konser itu sukses besar. Total penonton yang datang mencapai 10.054 orang. Mereka yang meramaikan berasal dari kalangan generazi z bahkan boomer. Imbasnya kemacetan panjang terjadi di jalan menuju konser. Semua itu jadi bukti Bieber memiliki banyak penggemar di Indonesia.
Justin Bieber tumbuh dalam keluarga yang menyukai musik. Ayahnya merupakan sumber inspirasi utama. Musik-musik cadas acap kali bergema di kediaman Jeremy Beiber di Stratford, Ontario, Amerika Serikat. Gun N Roses, Metalica hingga Aerosmith menjadi makanan sehari-hari Beiber kecil..
Bieber pun turut mempelajari lagu dari genre lainnya. Sang ayah terus memberikan dukungan. Ia berperan aktif dalam mengajarkan sang anak bermain alat musik. Tempaan itu buat Bieber banyak menguasai alat musik dan lintas genre. Hobinya itulah yang kemudian menuntun Bieber untuk memantapkan pilihannya berjuang di jalur musik.
Mimpi Bieber sebagai musisi perlahan-lahan mulai terbuka. Ia kerap aktif mengikuti kompetisi lokal dalam bermusik dan bernyanyi. Kadang kala ia menang. Kadang pula ia kalah. pengalaman itu jadi pelajaran berharga buat Bieber. Namun, kehidupan Bieber mulai berubah ketika Dewi Fortuna datang menghampirinya.
Ibunya, Pattie Mallette muncul sebagai juru selamat. Ia berperan besar dalam membuka jalan bagi kesuksesan Bieber. Unggahannya terkait video Justin bernyanyi di Youtube membuat Bieber kesohor. Bieber kemudian mendapatkan atensi khalayak. Berkat itu, Bieber dapat berjumpa idolanya Usher Raymond IV dan Raymond Braun. Bieber mendapatkan kontrak rekaman dari Raymond Braun Media Group (RBMG) dan Island Record, karenanya.
“Keputusan Braun mengorbitkan Bieber rupanya tak salah. Single perdana anak asuhnya itu, One More Time, langsung menduduki posisi ketiga di iTunes dan terus bertahan di posisi sepuluh besar selama berminggu-minggu. Sepanjang musim panas 2009, Bieber sudah mengeluarkan empat single dan semuanya menjadi hit.”
“Ketika album My World benar-benar dirilis pada November 2009, dalam waktu lima minggu album itu terjual 900 ribu keping Album itu diganjar platinum di Amerika Serikat dan Kanada. Bieber juga menjadi penyanyi pertama yang memiliki tujuh lagu dari album pertama yang masuk jajaran tangga bergengsi Billboard Hot 11,” ungkap Nunuy Nurhayati dan Aguslia Hidayah dalam tulisannya di Majalah Tempo berjudul 'Jangan Tanya di Mana Bieber Menginap (2011)'.
Baca juga:
- Sejarah Hari Ini, 20 April 1965: Kunjungan Pemimpin Korea Utara, Kim Il Sung dan Cerita Anggrek Kimilsungia Hadiah dari Presiden Soekarno
- Polisi Tangkap Unyil dkk, Pelaku Pemerkosaan Bocah 15 Tahun di Pinggir Sawah Cisoka Tangerang
- Seluruh Polsek di Lingkup Polres Kota Tangerang Buka Penitipan Kendaraan Selama Mudik Lebaran, Gratis!
- Geledah Rumah Tersangka Robot Trading Fahrenheit, Bareskrim Sita Jam Rolex Hingga Rekening Rp30 Miliar
Bieber pun mendunia. Jalannya untuk membuat hajatan konser keliling dunia akhirnya tercapai. Indonesia jadi salah satu negara yang disinggahinya dalam World Tour-nya pada 2011. Puluhan ribu tiket langsung diserbu oleh penggemar Bieber. Apalagi, Bieber menggelar konsernya Sentul.
Penampilan Bieber pun ditunggu-tunggu oleh penggemarnya. Mereka bahkan telah mengantri beberapa jam lebih awal sebelum konsernya dimulai pada 23 April 2011. Semua yang datang ke hajatan itu tampil dengan maksimal.
Pun beberapa tak lupa mempersiapkan pernak-pernik yang mengidentifikasikan mereka adalah penggemar setia dari Bieber. Acara itu pun sukses besar. Semua lagu kesohor dari Bieber dinyanyikan oleh penonton. Dari Baby hingga Never Let You Go.
“Tampaknya, tak ada artis yang lebih tenar daripada Justin Bieber di dunia remaja masa kini. Berbagai cara dan usaha dilakoni para belieber untuk bisa ‘bertemu’ dan dekat dengan dia. Berbagai benda berbau Bieber menjadi perkakas utama mereka,” tutup Suryani Ika Sari dalam tulisannya di Majalah Tempo berjudul 'Mimpi-Mimpi Belieber Jakarta (2011)'.