Ratusan Hewan Mati Akibat Invasi Rusia ke Ukraina, Badan Amal Minta Koridor Hijau untuk Evakuasi
JAKARTA - Badan amal asal Ukraina tengah berjuang untuk melindungi hewan-hewan di negara itu dari dampak invasi Rusia, mengharapkan koridor hijau saat ratusan binatang mati.
UAnimals telah menemukan serangkaian pelanggaran hak di seluruh negeri - yang dilakukan tidak hanya terhadap warga sipil, tetapi juga terhadap makhluk yang terpaksa mereka tinggalkan.
"Ketika perang dimulai, kami menyadari setiap hari bahwa itu menjadi semakin buruk," kata Olha Chevhaniuk, salah satu pendiri dan CEO pasukan penyelamat, dikutip dari Euronews 16 April.
"Rusia menembak orang dewasa, anak-anak, dan bahkan binatang. Mereka tidak memiliki nilai moral sama sekali," tandasnya.
Beroperasi di seluruh jaringan tempat perlindungan bom, kota-kota terlantar dan kota-kota yang dibombardir, UAnimals menemukan dan menyelamatkan makhluk-makhluk terlantar yang terperangkap dalam konflik.
Anggota mereka menjelajahi negara itu untuk mencari hewan yang berisiko, beberapa di antaranya telah tanpa makanan, air dan tempat berlindung selama berminggu-minggu.
"Kami menemukan tempat perlindungan di Borodyanka di mana hewan-hewan ditinggalkan di kandang terkunci," lanjut Chevhaniuk.
"Ada 485 anjing di sana pada awal perang. Kemarin relawan kami berhasil mencapainya dan hanya 150 anjing yang masih hidup. Tidak ada makanan, tidak ada air. Ratusan orang baru saja meninggal, menderita," ungkapnya.
Organisasi itu, mengatakan ini adalah cerita yang akrab di seluruh negeri, di mana ribuan hewan tetap terperangkap karena konflik.
UAnimals meminta apa yang disebut 'koridor hijau' untuk didirikan, zona demiliterisasi yang akan bertindak sebagai rute evakuasi untuk beberapa makhluk terancam Ukraina.
"Saat ini hanya setelah tentara kami dapat mencapai wilayah ini, kami dapat mengirimkan makanan, mencari kandang, menyediakan transportasi, dokter hewan, dan apa pun yang kami butuhkan untuk menyelamatkan hewan," terang Chevhaniuk.
"Memiliki koridor hijau ke tempat penampungan hewan sangat penting dan akan menyelamatkan nyawa," tandasnya.
Sementara banyak tim UAnimals tetap berada di bawah tanah, salah satu pendirinya, Oleksandr Todorchuk, telah bergabung dengan tentara Ukraina.
Baca juga:
- Puluhan Artileri dan Roket Rusia Hantam Pemukiman di Kharkiv: Tewaskan Warga Sipil, Anak-anak Kritis
- Presiden Polandia dan Negara Baltik Kunjung Kyiv: Masa Depan Ukraina Ditentukan di Medan Perang, Presiden Putin Harus Kalah
- Rusia Tingkatkan Serangan di Selatan dan Timur: AS Kirim Bantuan Militer Rp11.4 Triliun, Termasuk Artileri Berat
- Helikopter Militer Mali Hujani Pasukan PBB Asal Inggris dengan Enam Roket, Dipiloti Tentara Rusia?
Dia adalah salah satu dari banyak warga sipil yang mengangkat senjata setelah invasi Rusia. Namun, terlepas dari keberhasilan baru-baru ini di medan perang, Chevhaniuk dan timnya tahu bahwa satu-satunya solusi nyata untuk perang adalah perdamaian.
"Kita hanya bisa menghentikan penderitaan hewan jika kita menghentikan penderitaan manusia terlebih dahulu," tuturnya.
"Saya percaya pada kemenangan. Saya hanya berharap itu akan datang secepat mungkin," harapnya.