Tren Naiknya Harga Saham Siloam Hospitals Jadi Ladang Cuan Grup Lippo Milik Konglomerat Mochtar Riady
JAKARTA - Tren positif harga saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) berpotensi jadi ladang cuan Grup Lippo milik konglomerat Mochtar Riady. Terlebih, Lippo melalui salah satu entitasnya, yakni PT Megapratama Karya Persada (MKP) rutin menambah kepemilikannya tepat sebelum stock split.
Sebagai informasi, saham SILO mencuri perhatian pasar setelah diperdagangkan dengan harga stock split pada akhir pekan lalu. Grup Lippo yang telah menambah kepemilikan pada hari-hari terakhir jelang stock split pun menjadi pihak yang turut diuntungkan atas kondisi tersebut.
Hingga penutupan perdagangan Rabu 13 April, saham SILO telah bertengger di level Rp1.180 per saham. Ini mencerminkan tren penguatan 9,25 persen dibandingkan harga awal SILO setelah stock split yang berskisar Rp1.080 per saham.
Sebelumnya, Lippo melalui PT Megapratama Karya Persada (MKP) cukup agresif melakukan belanja saham SILO pada detik-detik menjelang stock split. Sejak pengujung Maret hingga 2 hari sebelum berlakunya harga baru pada Rabu 6 April misalnya, MKP telah melakukan pembelian tambahan saham SILO sebanyak 40,85 juta saham.
"Tujuan transaksi adalah untuk meningkatkan investasi pada anak perusahaan, dengan status kepemilikan saham langsung," ujar Presiden Direkur MKP Marshal M Tisshadarma dalam keterangan tertulisnya kepada piha otoritas bursa.
Marshal menjelaskan bahwa MKP melakukan pembelian pada rentang harga Rp7.875 hingga Rp8.800 per saham. Menimbang bahwa rasio stock split SILO adalah 1:8, artinya harga tersebut ekuivalen dengan nilai Rp984 hingga Rp1.100 per saham pasca stock split.
Adapun bila harga ekuivalen tersebut ditarik dengan posisi harga terkini, artinya potensi floating profit MKP dari 40,85 juta lembar saham barunya telah menyentuh rentang 7-19 persen. Itu semua belum termasuk nilai floating profit yang juga didapat MKP dari saham-saham lamanya.
Sebagai gambaran, total porsi saham yang dimiliki MKP di SILO setelah pembelian terakhir meningkat dari 46,88 persen menjadi 49,4 persen. Artinya, saat ini total kapitalisasi saham SILO yang dimiliki MKP telah menyentuh nominal Rp983,73 miliar.
Baca juga:
- Perusahaan AS Ini Rajin Tambah Kepemilikan Saham di Pemilik Gerai Hypermart Konglomerat Mochtar Riady, Berbanding Terbalik Temasek
- Saham GOTO Ditutup di Level Rp382 di Hari Perdana Listing, Dirut Andre Soelistyo: Selama Kami Bisa Berinovasi, Harga Saham Akan Terus Berkembang dengan Sendirinya
- Peritel dari Lippo Group Milik Konglomerat Mochtar Riady Ini Gandeng Tokopedia Hadirkan Offcial Store Matahari
- Harga Saham GOTO Melesat hingga Tembus Rp390, Driver yang Punya 4.000 Lembar Ini Bisa Cuan Rp208.000 dalam Sehari
Manajemen SILO sebelumnya mengatakan bahwa stock split yang mereka lakukan bertujuan untuk menambah ketertarikan lebih banyak investor. Khususnya investor ritel. Pasalnya, harga saham perseroan sebelum stock split dinilai terlampau tinggi secara nominal.
Imbas dari kondisi tersebut bikin transaksi kurang likuid dan harga saham pun cenderung sukar naik. Padahal, di saat yang sama, manajemen meyakini harga saham mereka kala itu mulai tidak mencerminkan fundamental perseroan yang terus membaik.
Sepanjang 2021, performa bisnis SILO memang relatif mentereng. Pendapatan perseroan yang menyentuh Rp7,63 triliun meningkat 33 persen dari rapor Rp5,75 triliun secara year-on-year (yoy).
Adapun laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk bahkan mencapai Rp674,117 miliar. Raihan tersebut meroket 480 persen dari posisi Rp116,16 miliar secara yoy.