Floyd Mayweather Jr. Lontarkan Kritik Pedas: Tinju Sekarang Sangat Receh, Semua Orang dengan Gampangnya Jadi Juara
JAKARTA - Floyd Mayweather Jr. kembali melontarkan pernyataan yang mengguncang badan pengatur utama tinju profesional.
Saat ia bersiap untuk pertarungan eksibisi 14 Mei melawan Don Moore di helipad sebuah hotel di Dubai, mantan juara kelas welter super itu mengkritik cara sederhana seorang petarung yang sekarang berhasil memenangkan gelar tanpa kehadiran juara bertahan.
"Tinju sekarang sangat receh, semua orang dengan mudahnya jadi juara. Saya tidak mengkritik petinju mana pun, saya hanya berbicara tentang saya, saya tidak pernah memenangkan sabuk yang kosong. Setiap kali saya memenangkan sabuk, saya pergi dan mengalahkan juara untuk mendapatkannya," kata Money dikutip dari Marca, Rabu, 13 April.
"Tidak ada yang diserahkan kepada saya. Saya tidak pernah menjadi Floyd Mayweather yang mendukung saya dan memberi tahu saya bahwa kamu bisa menjadi hebat," lanjutnya.
Dan pernyataan Mayweather benar. Karena Dewan Tinju Dunia, Asosiasi Tinju Dunia (WBA) dan bahkan Federasi Tinju Internasional (IBF) telah menciptakan begitu banyak gelar baru yang diperebutkan.
Baca juga:
- Tyson Beri Peringatan Keras, Dia akan Pukul KO Logan dan Jake Paul Jika Dapat Bayaran Rp14,3 Triliun
- Meski Babak Belur di Pertemuan Pertama, Ebanie Bridges Tak Sabar Tanding Ulang Lawan Shannon Courtenay: Siapa yang Ingin Lihat Pertarungan Ini?
- Hulk Iran Serang Balik Pria Paling Menakutkan di Dunia: Saya Tidak Pernah Batalkan Pertarungan
- Ingin Kembali Berlaga karena Terinspirasi Angela Lee, Priscila Hertati: Jadi Ibu Bukan Alasan Berhenti Menggapai Mimpi
Jadi, ketika seorang juara bosan menunggu lawan yang kompeten untuk mempertahankan statusnya, dia memilih untuk mengubah divisi dan meninggalkan sabuk kosong pada belas kasihan petinju tingkat menengah yang bisa bercita-cita untuk mendapatkannya.
Dalam kasus Money, tingkat persaingannya begitu tinggi ketika dia melangkah ke atas ring. Dia mendapatkan setiap kesempatan untuk menjadi juara universal di divisi kelas bulu super, ringan, super ringan, kelas welter dan super kelas welter dengan cara lebih elegan.
Dan bagi mereka yang mengkritik gayanya mempertahankan gelar yang pernah dia pegang, cukup untuk mengetahui bahwa dia menang dengan KO lebih dari setengah pertarungan yang tercatat dalam kariernya, 27 dari 50.