Moskow Sebut Kyiv Bersama Barat Rencanakan 'Provokasi' Penemuan Kuburan Massal dan Penembakan Ambulans untuk Salahkan Rusia
JAKARTA - Kyiv disebut tengah mempersiapkan 'provokasi' pembunuhan massal warga sipil, dengan dukungan Barat, untuk menyalahkan tentara Rusia, termasuk 'skenario' penembakan ambulans.
Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia Kolonel Jenderal Mikahil Mizintsev mengatakan, Kyiv dengan dukungan Barat, merencanakan provokasi pembantaian warga sipil di Republik Rakyat Lugansk (LPR) untuk menyalahkan tentara Rusia.
"Pejabat Kiev, dengan dukungan dari beberapa negara Barat, terus merencanakan tindakan biadab dan kejam dengan pembunuhan massal warga sipil di Republik Rakyat Lugansk, untuk kemudian menuduh angkatan bersenjata Rusia dan pasukan LPR," katanya seperti melansir TASS 11 April.
Menurut Mizintsev, sebuah provokasi direncanakan di komunitas Ragovka di wilayah Kiev. Pihak Ukraina, dalam kata-katanya, sedang merencanakan untuk merekam video palsu tentang pencarian tempat-tempat pemakaman massal warga sipil yang diduga dibunuh oleh pasukan Rusia.
"Tim ahli forensik Ukraina dan petugas polisi akan terlibat dalam provokasi agar terlihat lebih dapat dipercaya," tuturnya.
Baca juga:
- Warga Bucha Sebut Pasukan Rusia Tiba 27 Februari: Sita Tiga Apartemen untuk Pos Komando, Korban Tewas Dipukuli dan Ditembak
- Berhasil Diidentifikasi, Dua Komandan Batalion Azov Ukraina Diburu Terkait Penganiayaan Delapan Tahanan Perang Rusia
- Kepala Pentagon Telepon Menhan Ukraina, AS Prioritaskan Pengiriman UAV, Javelin hingga Stinger Bantu Kyiv Hadapi Rusia
- Puluhan Diplomatnya Diusir, Rusia Ingatkan Negara-negara Barat: Merusak Hubungan Bilateral
"Wartawan dari media massa asing telah tiba di Kota Kremennaya di distrik Severodonetsk dan telah ditampung di gedung rumah sakit setempat. Mereka seharusnya merekam provokasi tentara Ukraina dengan dugaan penembakan mobil ambulans yang membawa pasien oleh pasukan Rusia," paparnya.
Dia menambahkan, nasionalis Ukraina telah menambang reservoir dengan klorin di sebuah utilitas air di Distrik Popyasnaya, berencana untuk meledakkannya ketika pasukan Republik Rakyat Lugansk (LPR) mendekati kota.