Pemimpin Chechnya Kadyrov: Pasukan Rusia akan Rebut Kyiv, Setelah Membebaskan Lugansk dan Donetsk
JAKARTA - Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov menyebut dengan penuh keyakinan, ibukota Ukraina, Kyiv akan direbut pasukan Rusia, setelah membebaskan kota-kota lainnya.
Dalam pernyataannya Hari Senin pagi, Kadyrov mengatakan akan ada serangan oleh pasukan Rusia, tidak hanya di pelabuhan Mariupol yang terkepung, tetapi juga di Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya.
"Akan ada serangan, tidak hanya di Mariupol, tetapi juga di tempat lain, kota dan desa," kata Kadyrov dalam sebuah video yang diunggah di saluran Telegramnya, seperti melansir Reuters 11 April.
"Luhansk dan Donetsk, kami akan sepenuhnya membebaskan di tempat pertama, dan kemudian mengambil Kyiv dan semua kota lainnya," sambungnya.
Kadyrov, yang sering menggambarkan dirinya sebagai 'prajurit kaki' Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan tidak ada keraguan tentang Kyiv.
"Saya jamin: tidak ada satu langkah pun yang akan diambil kembali," tegas Kadyrov.
Diketahui, Ramzan Kadyrov telah berulang kali dituduh oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa melakukan pelanggaran hak, dengan bantahan juga berulang kali disampaikan Kadyrov.
Jauh sebelumnya, Moskow berperang dua kali dengan separatis di Chechnya, wilayah berpenduduk mayoritas Muslim di Rusia selatan, setelah pecahnya Uni Soviet pada 1991.
Baca juga:
- Warga Bucha Sebut Pasukan Rusia Tiba 27 Februari: Sita Tiga Apartemen untuk Pos Komando, Korban Tewas Dipukuli dan Ditembak
- Berhasil Diidentifikasi, Dua Komandan Batalion Azov Ukraina Diburu Terkait Penganiayaan Delapan Tahanan Perang Rusia
- Kepala Pentagon Telepon Menhan Ukraina, AS Prioritaskan Pengiriman UAV, Javelin hingga Stinger Bantu Kyiv Hadapi Rusia
- Puluhan Diplomatnya Diusir, Rusia Ingatkan Negara-negara Barat: Merusak Hubungan Bilateral
Tetapi sejak itu telah menggelontorkan sejumlah besar uang ke wilayah itu untuk membangunnya kembali dan memberi Kadyrov otonomi yang luas.
Menggambarkan tindakannya di Ukraina sebagai operasi militer khusus yang menargetkan demiliterisasi dan denazifikasi, Rusia pada Hari Minggu mengintensifkan serangannya di Ukraina Timur.