Korban Serangan Rudal di Stasiun Kereta Kramatorsk Bertambah Jadi 57 Tewas dan 109 Luka-luka
JAKARTA - Otoritas Ukraina menyebutkan jumlah korban tewas dan luka-luka akibat serangan rudal Rusia Jumat lalu bertambah, dengan Sekjen PBB mendesak pertanggungjawaban pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Korban tewas akibat serangan rudal di stasiun kereta api di Kramatorsk Ukraina telah meningkat menjadi 57 orang, kata Gubernur Wilayah Donetsk Pavlo Kyrylenko, Minggu, melansir Reuters 11 April.
Lebih jauh diterangkan olehnya, sekitar 109 orang terluka dalam serangan itu, yang dituduhkan Ukraina dilakukan oleh Rusia.
Diberitakan sebelumnya, puluhan pengungsi warga sipil yang tengah menunggu dievakuasi di stasiun kereta Kramatorsk tewas, saat rudal Rusia menghantam mereka, menyebabkan sekitar seratusan lainnya luka-luka.
Kyrylenko Jumat lalu mengatakan dua roket menghantam stasiun yang terletak di Ukraina timur tersebut. Stasiun itu penuh dengan pengungsi yang tengah menunggu proses evakuasi.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tidak ada pasukan Ukraina di stasiun itu. "Pasukan Rusia (menembak) di stasiun kereta biasa, pada orang biasa, tidak ada tentara di sana," katanya kepada parlemen Finlandia dalam sebuah pidato video.
Adapun Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengecam serangan tersebut, mengatakan akan memastikan penjahat perang dibawa ke pengadilan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Terpisah, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov sebelumnya mengatakan, pemeriksaan daerah yang rusak oleh hulu ledak dan posisi ekor rudal Tochka-U di Kramatorsk mengkonfirmasi, rudal itu ditembakkan dari daerah yang dikendalikan oleh angkatan bersenjata Ukraina.
"Pemeriksaan area yang rusak oleh hulu ledak dan posisi segmen ekor rudal Tochka-U mengkonfirmasi tanpa keraguan, itu ditembakkan dari area di barat daya Kramatorsk," ungkapnya seperti mengutip TASS.
"Menurut data intelijen, salah satu unit brigade rudal ke-19, yang dipersenjatai dengan sistem rudal Tochka-U, terletak di area pemukiman Dobropolye di Wilayah Donetsk, 45 kilometer di barat daya Kramatorsk pada saat serangan itu," sambungnya.
"Area itu untuk saat ini sepenuhnya dikendalikan oleh sekelompok pasukan Ukraina di Donbass," lanjutnya, mengatakan rudal taktis Tochka-U hanya digunakan oleh pasukan Ukraina.
Baca juga:
- Warga Bucha Sebut Pasukan Rusia Tiba 27 Februari: Sita Tiga Apartemen untuk Pos Komando, Korban Tewas Dipukuli dan Ditembak
- Berhasil Diidentifikasi, Dua Komandan Batalion Azov Ukraina Diburu Terkait Penganiayaan Delapan Tahanan Perang Rusia
- Kepala Pentagon Telepon Menhan Ukraina, AS Prioritaskan Pengiriman UAV, Javelin hingga Stinger Bantu Kyiv Hadapi Rusia
- Puluhan Diplomatnya Diusir, Rusia Ingatkan Negara-negara Barat: Merusak Hubungan Bilateral
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas serangan rudal di stasiun kereta di Kramatorsk, sebut Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric.
"Serangan di stasiun kereta Kramatorsk di Ukraina timur, yang menewaskan dan melukai sejumlah warga sipil yang menunggu untuk dievakuasi, termasuk banyak wanita, anak-anak dan orang tua, dan serangan lain terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil sama sekali tidak dapat diterima," tegasnya.
Juru bicara itu menunjukkan bahwa insiden semacam itu adalah pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia internasional.
"Pelaku harus bertanggung jawab," tegasnya.