Buku Catatan Ikonis Charles Darwin Ditemukan Setelah 20 Tahun Hilang

JAKARTA - Buku catatan ikonis dari seorang naturalis Charles Darwin yang bertajuk "Tree of Life" akhirnya berhasil ditemukan setelah sempat dicuri 20 tahun yang lalu.

Buku itu kembali ke rumahnya di Perpustakaan Universitas Cambridge di Inggris setelah dinyatakan hilang 20 tahun lalu.

Melansir Live Science, Minggu, 14 April buku itu awalnya tersimpan bersama dengan jurnal, manuskrip, hingga surat-surat yang ditulis Darwin dalam sebuah ruang khusus untuk koleksi spesial perpustakaan Cambridge.

Hasil pemikiran Charles Darwin itu sempat dikeluarkan untuk menjalani pemotretan di November 2000 dan dianggap semuanya sudah kembali ke tempat semula.

Namun pada saat pengauditan rutin berlangsung di 2001, rupanya buku catatan "Tree of Life" ini tidak ditemukan keberadaannya dan dinyatakan hilang.

Awalnya para petugas mengira ada kesalahan peletakan sehingga buku itu tidak dicari, namun pada 2020 audit kembali dilakukan secara menyeluruh dan buku itu tetap tidak ditemukan sehingga dinyatakan buku itu telah dicuri.

Keajaiban pun tiba-tiba terjadi pada 9 Maret 2022 ketika salah satu petugas perpustakaan tiba-tiba menemukan buku "Tree of Life" tergeletak berada di depan pintu perpustakaan di lantai empat.

Buku itu terbungkus dengan ketat menggunakan plastik dan ditinggalkan di dalam sebuah boks yang dibungkus tas hadiah berwarna merah muda bersama dengan pesan bertuliskan "Selamat Paskah petugas perpustakaan".

"Rasanya sangat lega saya saat buku ini kembali dengan selamat dan tersimpan pesan yang sangat mendalam dan hampir tidak mungkin diungkapkan secara memadai," ujar Pustakawan Perpustakaan Universitas Cambrige Jessica Gardner.

Buku catatan yang memiliki sampul kulit itu kembali dalam kondisi yang sangat baik.

Para ahli berpendapat bahwa jurnal itu tidak diubah isinya, dan analisis khusus terhadap tinta telah mengkonfirmasi bahwa notebook tersebut hampir pasti asli, menurut BBC.

Buku catatan itu adalah bagian dari "Buku Catatan Transmutasi," kumpulan jurnal pertama Darwin mengemukakan gagasannya tentang bagaimana hewan bertransmutasi, atau berubah, dari waktu ke waktu, yang sekarang kita ketahui sebagai hasil adaptasi yang disebabkan oleh mutasi genetik pada DNA.

Buku-buku yang baru-baru ini ditemukan adalah angsuran kedua dan ketiga dari Buku Catatan Transmutasi dan diberi label "B" dan "C."

Darwin menulis "Transmutation Notebooks" pada 1837, ketika dia berusia 28 tahun, tak lama setelah kembali dari perjalanan lima tahun keliling dunia dengan HMS Beagle.

Fitur menonjol dari buku catatan ini adalah sketsa pohon kehidupan yang belum sempurna di buku catatan B yang menunjukkan bagaimana spesies menyimpang dari nenek moyang yang sama dari waktu ke waktu, di atas gambar itu Darwin hanya menulis, "Saya pikir."

Ini terjadi lebih dari 20 tahun sebelum Darwin menerbitkan teori evolusinya dalam buku "On the Origin of Species" pada tahun 1859.

"Mereka mungkin kecil, hanya seukuran kartu pos, tetapi pengaruh buku catatan itu terhadap sejarah sains tidak dapat dilebih-lebihkan," kata Gardner.

Perpustakaan akan menyatukan kembali buku catatan yang sempat hilang itu dengan Arsip Darwin lainnya di Perpustakaan Universitas Cambridge, di samping arsip ilmuwan terkenal lainnya, seperti Sir Isaac Newton dan Stephen Hawking.

Ketiga ilmuwan itu juga dimakamkan tepat di sebelah satu sama lain di Westminster Abbey di London.

Masyarakat dapat melihat buku catatan tersebut saat dipamerkan sebagai bagian dari pameran "Darwin in Conversation" yang menampilkan surat-surat dan buku catatan Darwin di Perpustakaan Universitas Cambridge pada bulan Juli.

Pameran juga akan dipindahkan ke Perpustakaan Umum New York pada tahun 2023. Salinan digital dari dua buku catatan, B dan C, dapat dilihat secara online.

Polisi terus menyelidiki hilangnya buku catatan tersebut, tetapi saat ini, tidak ada petunjuk siapa yang mencuri buku catatan tersebut atau di mana mereka selama 20 tahun terakhir.