Kanselir Jerman Kecam Aksi Pembunuhan Warga Sipil di Bucha Ukraina: Ini Kejahatan Perang yang Tak Akan Kami Terima
JAKARTA - Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengecam aksi pembunuhan warga sipil yang diduga dilakukan di Kota Bucha, Ukraina. Dia kemudian meminta para terduga pelaku untuk dinyatakan bersalah atas kejahatan perang dan dimintai pertanggungjawabannya.
Ramai dibicarakan terkait kematian warga sipil di kota di barat laut Kiev, ibu kota Ukraina. Kanselir Jerman mengatakan, peristiwa ini adalah sesuatu yang tidak bisa mereka lupakan.
"Kami tidak dapat mengabaikan bahwa ini adalah kejahatan. Ini adalah kejahatan perang yang tidak akan kami terima... mereka yang melakukan ini harus bertanggung jawab," ujarnya, seperti dilansir Antara.
Sejak pasukan Rusia ditarik kembali dari Bucha pekan lalu, para pejabat Ukraina mengatakan, ratusan warga sipil telah ditemukan tewas. Wakil wali kota Bucha mengatakan lebih dari 360 warga sipil tewas dan sekitar 260 hingga 280 orang dimakamkan di kuburan massal oleh warga lainnya.
Ada tuduhan bahwa pasukan Rusia mengeksekusi warga sipil di Bucha saat mereka menduduki kota itu. Namun, Rusia menyebut tuduhan itu sebagai "pemalsuan mengerikan" yang bertujuan untuk memburuk-burukkan tentara Rusia.
Baca juga:
- Kejamnya Tentara Neo Nazi Rusia Potong Telinga Musuh untuk Trofi Dibawa Pulang, Kini Bantu Putin Tempur Lawan Ukraina
- UNESCO Sebut Serangan Rusia ke Ukraina Rusak 53 Situs Budaya
- Terkait Resolusi Penangguhan Keanggotaan Rusia di Dewan HAM PBB, Begini Sikap Pemerintah Indonesia
- Kunjungi Kyiv, Pemimpin Uni Eropa Pastikan Dukungan dan Status Keanggotaan untuk Ukraina
Ketika berbicara pada rapat umum menjelang pemilihan pemimpin negara bagian di Schleswig-Holstein, Scholz mengatakan Jerman akan terus memasok senjata pertahanan ke Ukraina.
Pemasokan itu, ujarnya, ditujukan untuk mengirim pesan bahwa Jerman berkomitmen melindungi kedaulatan negara-negara Eropa. "Perbatasan Eropa jangan sampai diganggu gugat," kata kanselir Jerman itu.
Rusia menyebut pengerahan pasukannya ke Ukraina sebagai "operasi khusus" untuk melemahkan kemampuan militer serta memusnahkan pengaruh Nazi di negara tetangganya tersebut.
Namun, Ukraina dan negara-negara Barat mengatakan invasi Rusia itu ilegal dan tidak dapat dibenarkan.