Industri Chip Semikonduktor Kini Alami Masalah Baru Usai Krisis Berkepanjangan
JAKARTA - Setelah hampir dua tahun menghadapi krisis chip semikonduktor, kini dunia harus kembali menghadapi langkanya peralatan penting yang dibutuhkan untuk pembuatan chip tersebut.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah di berbagai negara untuk menggelontorkan miliaran rolar hanya untuk memproduksi chip semikonduktor sendiri, atau bahkan mendukung raksasa pembuat chip.
Namun menurut laporan Nikkei Asia, produsen chip yang mencoba memperluas kapasitas produksi harus menunggu satu setengah tahun atau lebih untuk peralatan utama.
Hal ini karena kekurangan suku cadang yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kendala pasokan menghantam industri peralatan chip.
Produsen alat chip khusus seperti ASML, Lam Research, Applied Materials, dan KLA memperingatkan klien bahwa mereka harus menunggu hingga 18 bulan untuk beberapa mesin penting, mulai dari lensa, katup, dan pompa ke mikrokontroler, plastik rekayasa dan modul elektronik.
Sebuah mesin litografi EUV tunggal yang dibuat oleh ASML diketahui membutuhkan lebih dari 100.000 komponen dari lebih dari 800 pemasok global dan biaya hingga 200 juta dolar AS atau setara Rp2,8 triliun.
Baca juga:
Tidak hanya ASML tetapi KLA juga terkena dampak krisis rantai pasokan. Waktu tunggu untuk beberapa produknya sekarang lebih dari 20 bulan.
Melansir Neowin, Jumat, 8 April, pemasok substrat chip terbesar di dunia, Unimicron, menyatakan bahwa pengiriman peralatan yang sangat dibutuhkannya sekarang memiliki waktu tunggu hingga 30 bulan, bukan 12 hingga 18 bulan yang diperkirakan tahun lalu.
Industri silikon menghadapi kesulitan besar untuk mengatasi lonjakan permintaan barang-barang yang ditenagai oleh semikonduktor, termasuk elektronik, mobil, dan gadget lainnya, dalam pandemi yang sedang berlangsung.
Perusahaan seperti Intel, Samsung, dan bahkan TSMC telah merencanakan cara mereka untuk mempercepat manufaktur semikonduktor. Tetapi, karena perusahaan sekarang mencari peralatan untuk memproduksi chip, hal itu mengakibatkan kekurangan peralatan pembuat chip.