Faisal Basri Pertanyakan Proyek Tol Laut yang Pernah Diusung Jokowi: Jangan lah Membuat Istilah yang Menyesatkan
JAKARTA - Harga komoditas yang meningkat salah satunya dipengaruhi ongkos logistik yang masih mahal. Bahkan, ongkos logistik Indonesia lebih mahal dari negara tetangga Malaysia. Karena itu pemerintah pun gencar melakukan pembangunan infrastruktur. Namun, hal tersebut dinilai tak menjadi solusi mengatasi mahalnya harga logistik.
Ekonom senior Faisal Basri menjelaskan bahwa biaya logistik nasional menyumbang 22 persen dari produk domestik bruto (PDB) dalam negeri. Angka tersebut begitu besar dan dapat menyebabkan pembengkakan harga komoditas yang diangkut.
"Nah apakah logistik turun gara-gara dibangun infastruktur? iya sangat tidak (turun). Karena apa? Karena logistik cost itu yang tinggi (itu disebabkan) karena sekitar 70 persen barang-barang di Indonesia diangkut pakai angkutan darat," katanya dalam diskusi virtual, dikutip Jumat, 8 April.
Sementara, menurut Faisal, angkutan darat 10 kali lebih mahal dibanding dengan angkutan laut. Dirinya pun mempertanyakan proyek yang pernah diusung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni tol laut untuk efisiensi biaya angkutan logistik.
"Jadi Pak Jokowi sudah lupa dia pernah mendeklarasikan tol laut, poros maritim dan segala macam tapi tidak ada yang dilakukan dan salah konsep juga, tapi itu lah yang terjadi. Jadi jalan tol dikebut, pelabuhan jarang yang diurusi selain Patimban," imbuhnya.
Baca juga:
Sedangkan, kata Faisal, pelabuhan lainnya seakan tidak dilirik. Sehingga, tidak ada pengerukan untuk perluasan pelabuhan. Alhasil hanya kapal-kapal kecil yang bisa bersandar di pelabuhan.
"Kalau hanya kapal-kapal kecil yang bisa sandar maka ongkosnya juga lebih mahal. Jadi infrastruktur tidak nendang," ucapnya.
Faisal pun mengkritik istilah tol laut yang digadang-gadang pemerintahan Jokowi. Menurut dia, laut sejatinya memang berupa 'tol' yang bebas hambatan tak seperti di darat.
"Saya mau mulai dari istilah jangan lah membuat istilah yang menyesatkan. Tol laut kan karena pikirannya darat, pikiran (tol) darat itu di bawa ke laut. Di laut itu, semua jalan tol Pak Jokowi, tidak ada polisi tidur, tidak perlu pakai semen, tidak perlu pakai aspal, semua jalan tol (laut) begitu," tuturnya.