Presiden Serbia akan Pertahankan Persahabatan dengan Rusia Sambil Menggejar Keanggotaan Uni Eropa, Tapi Tidak Gabung NATO

JAKARTA - Serbia akan terus mengejar keanggotaan Uni Eropa dan memelihara persahabatan dengan Rusia, kata Presiden Serbia Aleksandar Vucic kepada pemimpin Rusia Vladimir Putin melalui telepon, menurut layanan pers Kepresidenan Serbia.

Pernyataan ini keluar setelah Vucic kembali memenangi pemilihan presiden dengan raihan suarah 59,5 persen, sementara bulan lalu ia mengumumkan Serbia tidak akan bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam kampanye.

"Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada Presiden Serbia Aleksandar Vucic atas kemenangannya yang meyakinkan dalam pemilihan presiden dan atas keberhasilan signifikan yang dicapai Partai Progresif Serbia dalam pemilihan parlemen," bunyi pernyataan layanan pers Kepresidenan Serbia.

"Dia berharap kebahagiaan dan kesuksesan sebagai kepala negara bagi Presiden Vucic dan kemakmuran bagi Serbia dalam lima tahun ke depan, menegaskan Serbia dan Rusia akan mempertahankan hubungan yang benar-benar bersahabat.|

"Presiden Vucic mengucapkan terima kasih atas ucapan selamatnya, menyatakan bahwa Serbia akan mempertahankan hubungan persahabatan yang tulus dan tradisional dengan Rusia sambil mengejar keanggotaan Uni Eropa."

"Presiden Putin juga memberi tahu Presiden Vucic tentang perkembangan di Ukraina dan alasan, seperti yang dikatakan Putin, operasi khusus Rusia di Ukraina. Sementara Presiden Vucic menegaskan kembali posisi Serbia dan kesimpulan Dewan Keamanan Nasional, yang sangat disadari oleh Presiden Putin, dan menyatakan harapan bahwa konflik di Ukraina akan berakhir dalam waktu dekat," tambah pernyataan itu.

Presiden Vucic mengatakan pada konferensi pers pada 3 April bahwa Serbia akan tetap netral secara militer, juga akan berusaha untuk mempertahankan kemitraan dan hubungan persahabatan dengan Rusia.

Sebelumnya, saat kampanye di Kikinda bulan lalu, ia juga mengumumkan Serbia tidak akan bergabung dengan NATO, terkait dengan kenangan buruk aliansi tersebut pada tahun 1999.

"Saya percaya bahwa Serbia tidak boleh bergabung dengan NATO. Serbia adalah negara bebas dan negara yang netral secara militer. Serbia akan mempertahankan tanah dan langitnya sendiri," ujar Vucic.

"Tapi izinkan saya memberi tahu Anda sesuatu: tugas kita adalah memaafkan dan tugas kita adalah jangan lupa. Jangan lupakan Bojana Tosic yang berusia 11 bulan, terbunuh di Merdare, dekat Kursumlija, jangan lupakan Milica Rakic ​​kecil, terbunuh di Batajnica, dan jangan lupakan Sanja Milenkovic kecil, terbunuh di Varvarin," ungkap Vucic.

"Kita tidak berhak untuk lupakan ini. Kita akan menjadi jauh lebih kuat daripada saat itu, ketika orang-orang yang tidak bertanggung jawab, arogan, dan lancang membom kita dan mengobarkan perang agresi terhadap kita dan negara kita," tandas Vucic.

Diketahui, kebijakan luar negeri Serbia membayangkan aksesi ke Uni Eropa sambil mempertahankan hubungan persahabatan dengan Moskow dan Beijing, serta mengembangkan hubungan dengan Washington.

Serbia bermaksud untuk mempertahankan netralitas militer, menolak untuk bergabung dengan NATO dan blok lainnya. Sikap ini, bagaimanapun, menimbulkan keberatan di Barat.

Serbia telah berulang kali menerima sinyal, integrasi Eropanya hanya mungkin dalam dua kondisi, jika mengakui kemerdekaan Kosovo dan mengakhiri hubungan persahabatan dengan Rusia.