Kembangkan Hilirisasi Nikel, PT Ceria Metalindo Indotama Teken Perjanjian Sindikasi dengan Perbankan

JAKARTA - PT Ceria Metalindo Prima entitas anak PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) menandatangani Perjanjian Kredit Sindikasi Fasilitas Term Loan Pengolahan Bijih Nikel Laterit RKEF 1x72 MVA dengan Bank Sulselbar, Bank bjb dan Bank Mandiri.

Direktur Utama PT CNI Derian Sakmiwata mengungkapkan, perjanjian ini sudah dilakukan sebelumnya pada 24 Maret yang lalu.

"Semenjak memperioleh Izin Usaha Penambangan (IUP), kami intens melakukan eksplorasi demi mengetahui lebih lanjut mengenai apa yang bisa kami kembangkan," ujarnya dalam sambutannya, Rabu, 6 April.

Dengan studi pengembangan yang dilakukan, lanjut Derian,PT Ceria Metalindo Prima akan membangun 4 line RKEF sebesar 72 MVA dengan total produksi pertahun sebesar 252.000 ferro nikel di kadar 22 persen.

"Total investasi keseluruhan adalah 2.2 miliar dolar AS. Tentunya ini semua kita bangun secara bertahap dimulai dengan apa yang menjadi agenda kita hari ini," kata dia.

Ia melanjutkan, saat proyek ini berjalan akan menyerap sebanyak 5000 tenaga kerja.

Hadir dalam kesempatan yang sama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengapresiasi kerja sama dan sinergi yang dilakukan PT CMP dan perbankan nasional tersebut. Ia mengatakan hingga saat ini terdapat 57 proyek hilirisasi mandek yang harus segera diselesaikan. Proyek itu tergolong proyek relaksasi, sehingga memiliki batas waktu.

"Selama ini kita selalu kehilangan kesempatan untuk memperoleh nilai tambah karena masalah pendanaan dan teknologi sehingga selalu menjual material mentahan," kata dia.

Ia juga telah bekomunikasi dengan Dirut Mandiri untuk melakukan program sindikasi agar proyek mandek tersebut dapat berjalan kembali.

"Masih ada 12 smelter lagi yang harus kita dorong. Terdiri dari 8 smelter nikel, 3 smelter bauksit, dan 1 smelter mangan," ujar Arifin.