Akibat Sanksi, Rusia Berpaling ke China untuk Dapatkan Pasokan Chip yang Aman dan Teratur

JAKARTA – Pemerintah Rusia beralih ke pemasok manufaktur microchip di China. Ini dilakukan untuk menghindari sanksi barat. Sanksi tersebut  juga telah mendorong permintaan kartu bank yang terkait dengan sistem pembayaran Mir.

Menurut seorang eksekutif dengan sistem pembayaran domestik di Rusia, baru-baru ini, sanksi Barat yang dikenakan pada Rusia atas invasinya ke Ukraina telah memotong Moskow dari sistem keuangan global dan hampir setengah dari cadangan emas dan valuta asingnya senilai 640 miliar dolar AS (Rp 9,1 quadraliun).

Oleg Tishakov, anggota dewan Sistem Pembayaran Kartu Nasional (NSPK), mengatakan Rusia menghadapi kekurangan microchip karena manufaktur Asia telah menangguhkan produksi di tengah pandemi virus corona. Sementara pemasok dari Eropa telah berhenti bekerja sama dengan Moskow menyusul sanksi.

"Kami mencari pemasok microchip baru dan  telah  menemukan pasangan di China, dengan proses sertifikasi yang sedang berlangsung," kata Tishakov pada konferensi pers pada Selasa, 5 Maret, yang dikutip Reuters. Namun Tishakov tak mau memberikan rincian lebih lanjut tentang kesepakatan mereka.

Beberapa bank terbesar Rusia saat ini tidak lagi memiliki akses ke sistem pesan perbankan global SWIFT, dan kartu pembayaran internasional Visa dan MasterCard telah berhenti melayani rekening Rusia di luar negeri. Koneksi Mir ke Apple Pay juga telah dihapus bulan lalu.

NSPK mengeluarkan lebih dari 2 juta kartu Mir antara akhir 2021 dan Maret, menurut perhitungan Reuters berdasarkan data sistem, dengan total kartu yang beredar sekarang mencapai 116 juta.

Semua bank besar Rusia telah melaporkan peningkatan permintaan untuk kartu domestik, yang beberapa di antaranya sekarang diterbitkan dalam co-brand dengan UnionPay China, sistem pembayaran alternatif untuk Visa dan MasterCard untuk pembelian oleh orang Rusia di luar negeri.

Namun saat ini Kartu Mir masih diterima oleh beberapa bank di Turki, Vietnam, Armenia, Uzbekistan, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Georgia di Ossetia Selatan dan Abkhazia.