Mengaku Takut Hadapi Canelo Alvarez, Kamaru Usman: Kalau Hasilkan Dolar, Masuk Akal, Pasti Bisa Terjadi
JAKARTA - Beberapa bulan yang lalu, petarung UFC Kamaru Usman tiba-tiba menunjukkan minatnya untuk menantang petinju Meksiko Saul "Canelo" Alvarez dalam pertarungan yang mungkin akan menghasilkan rekor jumlah keuntungan bagi kedua petarung.
Namun, promotor utama dari seni bela diri campuran (MMA) dan tinju profesional enggan untuk membuat pertarungan ini terjadi. Mengapa?
Meski sebelumnya sudah ada eksperimen pertarungan crossover, seperti kasus Conor McGregor dan Floyd Mayweather Jr yang saling berhadapan di tahun 2017, hasilnya ternyata memberikan pengalaman buruk. Kepentingan keuangan menang atas kepentingan olahraga.
Baru-baru ini, gladiator Afrika itu menyatakan dalam sebuah wawancara dengan SportBible bahwa membayangkan dirinya melawan Canelo membuatnya merasa takut, tetapi dia tidak akan beristirahat sampai itu menjadi kenyataan.
"Ini adalah sesuatu yang ingin saya lakukan. Saya ingin menguji diri saya seperti itu dan saya ingin memiliki ketakutan itu lagi. Saya tidak ingin mengatakan saya tidak takut ketika saya melawan orang-orang ini, saya takut. Tapi pergi ke sana dengan pria itu, itu menakutkan. Dan saya pasti berkembang dalam situasi itu," katanya dikutip dari Marca, Selasa, 5 April.
Kamaru telah menjalani 21 pertarungan di octagon dan hanya menderita satu kekalahan. Artinya, ini sesuatu yang memberikan kredibilitas pada kariernya.
Baca juga:
- Mayweather Mengingat Kembali Curangnya Antonio Margarito: Lebih Baik Menghindar daripada Mati di Atas Ring
- Bivol Optimistis Kalahkan Canelo, tapi Tidak Melalui KO
- Canelo Alvarez Bergairah Hadapi Dmitry Bivol: Dia Petarung Hebat, Seorang Juara
- Antisipasi Kekuatan Dillian Whyte, Tyson Fury Rekrut Petinju yang Gagal Tes Doping Jarrell Miller untuk Sesi Sparring
Hanya saja,n presiden UFC Dana White tidak setuju untuk menyatakan pertarungannya melawan "Canelo" Alvarez.
Meski demikian, Usman memastikan akan terus berupaya mencapai kesepakatan dengan promotor Meksiko.
"Ya saya kira bisa aman. Kalau ada jumlah yang pas. Kalau menghasilkan uang bagi perusahaan. Kalau menghasilkan dolar, masuk akal. Pasti bisa terjadi," tegasnya.