Perusahaan Kelapa Sawit Milik Konglomerat Peter Sondakh Rugi Rp1,4 Triliun, padahal Raup Pendapatan Rp2,94 Triliun di 2021
JAKARTA - Perusahaan kelapa sawit milik konglomerat Peter Sondakh, PT Eagle High Plantations Tbk mencatatkan kenaikan pendapatan di 2021. Peusahaan berkode saham BWPT ini berhasil membukukan pendapatan usaha Rp2,94 triliun, naik 33,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp2,2 triliun.
Dalam laporan keuangan BWPT, dikutip Kamis 31 Maret, berdasarkan produknya, minyak kelapa sawit andil dalam pendapatan perseroan sebesar Rp2,55 triliun, inti kernel Rp257,69 miliar, tandan buah segar Rp112,8 miliar.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan juga naik menjadi Rp2,31 triliun dari Rp2,14 triliun di 2020. Sehingga perseroan membukukan laba kotor untuk 2021 sebesar Rp625,05 miliar, naik 1023,44 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp55,64 miliar.
Setelah dikurangi kerugian dari perubahan nilai wajar aset biologis sebesar Rp572 juta dan beban usaha Rp346,64 miliar, perseroan membukukan laba usaha Rp277,88 miliar. Berbanding terbalik dengan posisi tahun sebelumnya yang catatkan rugi usaha Rp288,69 miliar.
Meski demikian, setelah memperhitungkan beban lain-lain, perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,4 triliun. Naik 29,82 persen dibanding rugi tahun sebelumnya sebesar Rp1,08 triliun. Rugi tahun berjalan per saham juga naik menjadi Rp44,52 dari sebelumnya Rp34,29.
Baca juga:
- Archi Indonesia, Perusahaan Tambang dan Produsen Emas Milik Konglomerat Peter Sondakh Optimis Tangkap Peluang Bisnis di 2022
- Perusahaan Tambang Emas Milik Konglomerat Peter Sondakh Raup Pendapatan Rp3,3 Triliun di Kuartal III 2021
- Perusahaan Tambang Emas Milik Konglomerat Peter Sondakh Ini Tunda Rencana IPO, padahal Berpotensi Raup Rp7,2 Triliun
Dari sisi aset perseroan sampai dengan desember 2021 sebesar Rp12,05 triliun, turun dibandingkan akhir 2020 sebesar Rp15,06 triliun. Rinciannya, terdiri dari aset lancar Rp1,77 triliun dan aset tidak lancar Rp10,27 triliun.
Liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp9,99 triliun, turun dibanding tahun sebelumnya Rp11,57 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp2,86 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp7,13 triliun.
Sementara ekuitas sampai dengan Desember 2021 tercatat sebesar Rp2,06 triliun. Angka tersebut turun dari Rp3,49 triliun di 2020.